Blog yang dibuat untuk orang dewasa bermur 18++. Blog ini membahas tentang kesehatan-seks,Video Bokep Online Photo Sexy, dan Cerita Dewasa

Diberdayakan oleh Blogger.

Kamis, 21 Juni 2012

Aku kost di daerah Senayan, kamarku bersebelahan dengan kamar seorang gadis manis yang masih kecil, tubuhnya mungil, putih bersih dan senyumnya benar-benar mempesona. Dalam kamar kostku terdapat beberapa lubang angin sebagai ventilasi. Mulanya lubang itu kututup dengan kertas putih.., tapi setelah gadis manis itu kost di sebelah kamarku, maka kertas putih itu aku lepas, sehingga aku dapat bebas dan jelas melihat apa yang terjadi pada kamar di sebelahku itu.

Suatu malam aku mendengar suara pintu di sebelah kamarku dibuka, lalu aku seperti biasanya naik ke atas meja untuk mengintip. Ternyata gadis itu baru pulang dari sekolahnya.., tapi kok sampai larut malam begini tanyaku dalam hati. Gadis manis itu yang belakangan namanya kuketahui yaitu Melda, menaruh tasnya lalu mencopot sepatunya kemudian mengambil segelas air putih dan meminumnya.., akhirnya dia duduk di kursi sambil mengangkat kakinya menghadap pada lubang angin tempat aku mengintip. Melda sama sekali tidak bisa melihat ke arahku karena lampu kamarku telah kumatikan sehingga malah aku yang dapat leluasa melihat ke dalam kamarnya.

Pada posisi kakinya yang diangkat di atas kursi, terlihat jelas celana dalamnya yang putih dengan gundukan kecil di tengahnya.., lalu saja tiba-tiba penisku yang berada dalam celanaku otomatis mulai ereksi. Mataku mulai melotot melihat keindahan yang tiada duanya, apalagi ketika Melda lalu bangkit dari kursi dan mulai melepaskan baju dan rok sekolahnya sehingga kini tinggal BH dan celana dalamnya. Sebentar dia bercermin memperhatikan tubuhnya yang ramping putih dan tangannya mulai meluncur pada payudaranya yang ternyata masih kecil juga. Diusapnya payudaranya dengan lembut. Dipuntirnya pelan puting susunya sambil memejamkan mata, rupanya dia mulai merasakan nikmat, lalu tangan satunya meluncur ke bawah, ke celana dalamnya digosoknya dengan pelan, tangannya mulai masuk ke celananya dan bermain lama. Aku bergetar lemas melihatnya, sedangkan penisku sudah sangat tegang sekali. Lalu kulihat Melda mulai melepaskan celana dalamnya dan.., Woww, belum ada bulunya sama sekali, sebuah vagina yang menggunduk seperti gunung kecil yang tak berbulu. Ohh, begitu indah, begitu mempesona. Lalu kulihat Melda naik ke tempat tidur, menelungkup dan menggoyangkan pantatnya ibarat sedang bersetubuh.


Melda menggoyang pantatnya ke kiri, ke kanan.., naik dan turun.., rupanya sedang mencari kenikmatan yang ingin sekali dia rasakan, tapi sampai lama Melda bergoyang rupanya kenikmatan itu belum dicapainya, Lalu dia bangkit dan menuju kursi dan ditempelkannya vaginanya pada ujung kursi sambil digoyang dan ditekan maju mundur. Kasihan Melda.., rupanya dia sedang terangsang berat.., suara nafasnya yang ditahan menggambarkan dia sedang berusaha meraih dan mencari kenikmatan surga, Namun belum juga selesai, Melda kemudian mengambil spidol.., dibasahi dengan ludahnya lalu pelan-pelan spidol itu dimasukan ke lubang vaginanya, begitu spidol itu masuk sekitar satu atau dua centi matanya mulai merem melek dan erangan nafasnya makin memburu, �Ahh.., ahh�, Lalu dicopotnya spidol itu dari vaginanya, sekarang jari tengahnya mulai juga dicolokkan ke dalam vaginanya.., pertama.., jari itu masuk sebatas kukunya kemudian dia dorong lagi jarinya untuk masuk lebih dalam yaitu setengahnya, dia melenguh, �Oohh.., ohh.., ahh�, tapi heran aku jadinya, jari tengahnya dicabut lagi dari vaginanya, kurang nikmat rupanya.., lalu dia melihat sekeliling mencari sesuatu.., aku yang menyaksikan semua itu betul-betul sudah tidak tahan lagi.

Penisku sudah sangat mengeras dan tegang luar biasa, lalu kubuka celana dalamku dan sekarang penisku bebas bangun lebih gagah, lebih besar lagi ereksinya melihat vagina si Melda yang sedang terangsang itu. Lalu aku mengintip lagi dan sekarang Melda rupanya sedang menempelkan vaginanya yang bahenol itu pada ujung meja belajarnya. Kini gerakannya maju mundur sambil menekannya dengan kuat, lama dia berbuat seperti itu.., dan tiba-tiba dia melenguh, �Ahh.., ahh.., ahh�, rupanya dia telah mencapai kenikmatan yang dicari-carinya.

Setelah selesai, dia lalu berbaring di tempat tidurnya dengan nafas yang tersengal-sengal. Kini posisinya tepat berada di depan pandanganku. Kulihat vaginanya yang berubah warna menjadi agak kemerah-merahan karena digesek terus dengan ujung kursi dan meja. Terlihat jelas vaginanya yang menggembung kecil ibarat kue apem yang ingin rasanya kutelan, kulumat habis.., dan tanpa terasa tanganku mulai menekan biji penisku dan kukocok penisku yang sedang dalamn posisi �ON�. Kuambil sedikit krim pembersih muka dan kuoleskan pada kepala penisku, lalu kukocok terus, kukocok naik turun dan, �Akhh�, aku mengeluh pendek ketika air maniku muncrat ke tembok sambil mataku tetap menatap pada vagina Melda yang masih telentang di tempat tidurnya. Nikmat sekali rasanya onani sambil menyaksikan Melda yang masih berbaring telanjang bulat. Kuintip lagi pada lubang angin, dan rupanya dia ketiduran, mungkin capai dan lelah.


Esok harinya aku bangun kesiangan, lalu aku mandi dan buru-buru berangkat ke kantor. Di kantor seperti biasa banyak kerjaan menumpuk dan rasanya sampai jam sembilan malam aku baru selesai. Meja kubereskan, komputer kumatikan dan aku pulang naik taksi dan sekitar jam sepuluh aku sampai ke tempat kostku. Setelah makan malam tadi di jalanan, aku masih membuka kulkas dan meminum bir dingin yang tinggal dua botol. Aku duduk dan menyalakan TV, ku-stel volumenya cukup pelan. Aku memang orang yang tidak suka berisik, dalam bicarapun aku senang suara yang pelan, kalau ada wanita di kantorku yang bersuara keras, aku langsung menghindar, aku tidak suka. Acara TV rupanya tidak ada yang bagus, lalu kuingat kamar sebelahku, Melda.., yang tadi malam telah kusaksikan segalanya yang membuat aku sangat ingin memilikinya

Aku naik ke tempat biasa dan mulai lagi mengintip ke kamar sebelah. Melda yang cantik itu kulihat tengah tidur di kasurnya, kulihat nafasnya yang teratur naik turun menandakan bahwa dia sedang betul-betul tidur pulas.

Tiba-tiba nafsu jahilku timbul, dan segera kuganti celana panjangku dengan celana pendek dan dalam celana pendek itu aku tidak memakai celana dalam lagi, aku sudah nekat, kamar kostku kutinggalkan dan aku pura-pura duduk di luar kamar sambil merokok sebatang ji sam su. Setelah kulihat situasinya aman dan tidak ada lagi orang, ternyata pintunya tidak di kunci, mungkin dia lupa atau juga memang sudah ngantuk sekali, jadi dia tidak memikirkan lagi tentang kunci pintu.

Dengan berjingkat, aku masuk ke kamarnya dan pintu langsung kukunci pelan dari dalam, kuhampiri tempat tidurnya, lalu aku duduk di tempat tidurnya memandangi wajahnya yang mungil dan, �Alaamaak�, Melda memakai daster yang tipis, daster yang tembus pandang sehingga celana dalamnya yang sekarang berwarna merah muda sangat jelas terbayang di hadapanku. �Ohh.., glekk�, aku menelan ludah sendiri dan repotnya, penisku langsung tegang sempurna sehingga keluar dari celana pendekku. Kulihat wajahnya, matanya, alisnya yang tebal, dan hidungnya yang mancung agak sedikit menekuk tanda bahwa gadis ini mempunyai nafsu besar dalam seks, itu memang rahasia lelaki bagi yang tahu. Ingin rasanya aku langsung menubruk dan mejebloskan penisku ke dalam vaginanya, tapi aku tidak mau ceroboh seperti itu.

Setelah aku yakin bahwa Melda benar-benar sudah pulas, pelan-pelan kubuka tali dasternya, dan terbukalah, lalu aku sampirkan ke samping. Kini kulihat pahanya yang putih kecil dan padat itu. Sungguh suatu pemandangan yang sangat menakjubkan, apalagi celana dalamnya yang mini membuat gundukan kecil ibarat gunung merapi yang masih ditutupi oleh awan membuat penisku mengejat-ngejat dan mengangguk-ngangguk. Pelan-pelan tanganku kutempelkan pada vaginanya yang masih tertutup itu, aku diam sebentar takut kalau kalau Melda bangun, aku bisa kena malu, tapi rupanya Melda benar-benar tertidur pulas, lalu aku mulai menyibak celana dalamnya dan melihat vaginanya yang mungil, lucu, menggembung, ibarat kue apem yang ujungnya ditempeli sebuah kacang.

�Huaa�, aku merinding dan gemetar, kumainkan jariku pada pinggiran vaginanya, kuputar terus, kugesek pelan, sekali-sekali kumasukkan jariku pada lubang kecil yang betul-betul indah, bulunyapun masih tipis dan lembut. Penisku rasanya makin ereksi berat, aku mendesah lembut. Ahh, indahnya kau Melda, betapa kuingin memilikimu, aku menyayangimu, cintaku langsung hanya untukmu. Oh, aku terperanjat sebentar ketika Melda bergerak, rupanya dia menggerakkan tangannya sebentar tanpa sadar, karena aku mendengar nafasnya yang teratur berarti dia sedang tidur pulas.

Lalu dengan nekatnya kuturunkan celana dalamnya perlahan tanpa bunyi, pelan, pelan, dan lepaslah celana dalam dari tempatnya, kemudian kulepas dari kakinya sehingga kini melda benar-benar telanjang bulat.

Luar biasa, indah sekali bentuknya, dari kaki sampai wajahnya kutatap tak berkedip. Payudaranya yang masih berupa puting itu sangat indah sekali. Akh, sangat luar biasa, pelan-pelan kutempelkan wajahku pada vaginanya yang merekah bak bunga mawar, kuhirup aroma wanginya yang khas. Oh, aku benar-benar tidak tahan, lalu lidahku kumainkan di sekitar vaginanya. Aku memang terkenal sebagai si pandai lidah, karena setiap wanita yang sudah pernah kena lidahku atau jilatanku pasti akan ketagihan, aku memang jago memainkan lidah, maka aku praktekan pada vagina si Melda ini. Lereng gunung vaginanya kusapu dengan lidahku, kuayun lidahku pada pinggiran lalu sekali-kali sengaja kusenggol clitorisnya yang indah itu.

Kemudian gua kecil itu kucolok lembut dengan lidahku yang sengaja kuulur panjang, aku usap terus, aku colok terus, kujelajahi gua indahnya sehingga lama-kelamaan gua itu mulai basah, lembab dan berair. Oh, nikmatnya air itu, aroma yang khas membuatku terkejet-kejet, penisku sudah tidak sabar lagi, tapi aku masih takut kalau kalau Melda terbangun bisa runyam nanti, tapi desakan kuat pada penisku sudah sangat besar sekali. Nafasku benar-benar tidak karuan, tapi kulihat Melda masih tetap saja pulas tidurnya.-Akupun lebih bersemangat lagi, sekarang semua kemampuan lidahku kupraktekan saat ini juga, luar biasa memang, vagina yang mungil, vagina yang indah, vagina yang sudah basah. Rasanya seperti sudah siap menanti tibanya senjataku yang sudah berontak untuk menerobos gua indah misterius yang ditumbuhi rumput tipis milik Melda, namun kutahan sebentar, karena lidahku dan jilatanku masih asyik bermain di sana, masih memberikan kenikmatan yang sangat luar biasa bagi Melda.

Sayang Melda tertidur pulas, andaikata Melda dapat merasakan dalam keadaan sadar pasti sangat luar biasa kenikmatan yang sedang dirasakannya itu, tapi walaupun Melda saat ini sedang tertidur pulas secara psycho seks yang berjalan secara alami dan biologis,..nikmat yang amat sangat itu pasti terbawa dalam mimpinya, itu pasti dan pasti, walaupun yang dirasakannya sekarang ini hanya sekitar 25%, Buktinya dengan nafasnya yang mulai tersengal dan tidak teratur serta vaginanya yang sudah basah, itu menandakan faktor psycho tsb sudah bekerja dengan baik. Sehingga nikmat yang luar biasa itu masih dapat dirasakan seperempatnya dari keseluruhannya kalau di saat sadar.

Akhirnya Karena kupikir sudah cukup rasanya lidahku bermain di vaginanya, maka pelan-pelan penisku yang memang sudah minta terus sejak tadi kuoles-oleskan dulu sesaat pada ujung vaginanya, lalu pada clitorisnya yang mulai memerah karena nafsu, rasa basah dan hangat pada vaginanya membuat penisku bergerak sendiri otomatis seperti mencari-cari lubang gua dari titik nikmat yang ada di vaginanya. Dan ketika penisku dirasa sudah cukup bermain di daerah istimewanya, maka dengan hati-hati namun pasti penisku kumasukan perlahan-lahan ke dalam vaginanya.., pelan, pelan dan, �sleepp.., slesepp�, kepala penisku yang gundul sudah tidak kelihatan karena batas di kepala penisku sudah masuk ke dalam vagina Melda yang hangat nikmat itu.

Lalu kuperhatikan sebentar wajahnya, Masih!, dia, Melda masih pulas saja, hanya sesaat saja kadang nafasnya agak sedikit tersendat, �Ehhss.., ehh.., ss�, seperti orang ngigau. Lalu kucabut lagi penisku sedikit dan kumasukkan lagi agak lebih dalam kira-kira hampir setengahnya, �Akhh.., ahh, betapa nikmatnya, betapa enaknya vaginamu Melda, betapa seretnya lubangmu sayang�. Oh, gerakanku terhenti sebentar, kutatap lagi wajahnya yang betul-betul cantik yang mencerminkan sumber seks yang luar biasa dari wajah mata dan hidungnya yang agak menekuk sedikit,.. ohh Melda, betapa sempurnanya tubuhmu, betapa enaknya vaginamu, betapa nikmatnya lubangmu. Oh, apapun yang terjadi aku akan bertanggung jawab untuk semuanya ini. Aku sangat menyayangimu.

Lalu kembali kutekan agak dalam lagi penisku supaya bisa masuk lebih jauh lagi ke dalam vaginanya, �Bleess.., blessess�, �Akhh.., akhh�, sungguh luar biasa, sungguh nikmat sekali vaginanya, belum pernah selama ini ada wanita yang mempunyai vagina seenak dan segurih milik Melda ini.

Ketika kumasukan penisku lebih dalam lagi, kulihat Melda agak tersentak sedikit, mungkin dalam mimpinya dia merasakan kaget dan nikmat juga yang luar biasa dan nikmat yang amat sangat ketika senjataku betul-betul masuk, lagi-lagi dia mengerang, erangan nikmat, erangan sorga yang aku yakin sekali bahwa melda pasti merasakannya walaupun dirasa dalam tidurnya.

Akupun demikian, ketika penisku sudah masuk semua ke dalam vaginanya, kutekan lagi sampai terbenam habis, lalu kuangkat lagi dan kubenamkan lagi sambil kugoyangkan perlahan ke kanan kiri dan ke atas dan bawah, gemetar badanku merasakan nikmat yang sesungguhnya yang diberikan oleh vagina Melda ini, aneh sangat luar biasa, vaginanya sangat menggigit lembut, menghisap pelan serta lembut dan meremas senjataku dengan lembut dan kasih sayang. Benar-benar vagina yang luar biasa. Oh Melda, tak akan kutinggalkan kamu.

Lalu dengan lebih semangat lagi aku mendayung dengan kecepatan yang taktis sambil membuat goyangan dan gerakan yang memang sudah kuciptakan sebagai resep untuk memuaskan melda ini. Akhirnya senjataku kubenamkan habis ke dasar vaginanya yang lembut, habis kutekan penisku dalam-dalam. Aakh, sumur Melda memang bukan main, walaupun lubang vaginanya itu kecil tetapi aneh dapat menampung senjata meriam milikku yang kurasa cukup besar dan panjang, belum lagi dengan urat-urat yang tumbuh di sekitar batang penisku ini, vagina yang luar biasa.

Lama-kelamaan, ketika penisku benar-benar kuhunjamkan habis dalam-dalam pada vaginanya, aku mulai merasakan seperti rasa nikmat yang luar biasa, yang akan muncrat dari lubang perkencinganku. �Ohh.., ohh�, kupercepat gerakanku naik turun, dan akhirnya muncratlah air maniku di dalam vaginanya yang sempit itu. Aku langsung lemas, dan segera kucabut penisku itu, takut Melda terbangun.

Dan setelah selesai, aku segera merapikan lagi. Celana dalamnya kupakaikan lagi, begitu juga dengan dasternya juga aku kenakan lagi padanya. Sebelum kutinggalkan, aku kecup dulu keningnya sebagai tanda sayang dariku, sayang yang betul-betul timbul dari diriku, dan akhirnya pelan-pelan kamarnya kutinggalkan dan pintunya kututup lagi. Aku masuk lagi ke kamarku, berbaring di tempat tidurku, sambil menerawang, aku menghayati permainan tadi. Oh, sungguh suatu kenikmatan yang tiada taranya. Dan Akupun tertidur dengan pulas.

Keesokan harinya seperti biasa aku bangun pagi, mandi dan siap berangkat ke kantor, namun ketika hendak menutup pintu kamar, tiba-tiba Melda keluar dan tersenyum padaku.
�Mau berangkat Pak?�, tanyanya, aku dengan gugup akhirnya mengiyakan ucapannya, lalu kujawab dengan pertanyaan lagi.
�Kok Melda nggak sekolah?�.
�Nanti Pak, Melda giliran masuk siang�, akupun tersenyum dan Meldapun lalu bergegas ke depan rumah, rupanya mau mencari tukang bubur ayam, perutnya lapar barangkali. Taxi kucegat dan aku langsung berangkat ke kantor.

ML dengan adik kecil

Iseng saja sebenarnya, aku belajar hipnotis. AKu belajar dari seorang master hipnotis. Tak ada maksud apa-apa. Kurang lebih sebulan setelah belajar, aku dirasa mampu untuk mempraktekkan ilmuku. Aku awalnya praktek kepada seorang sukarelawan yang ditunjuk oleh masterku. Intinya hipnotis itu adalah dengan menggunakan objek, yang mana korban harus paling tidak konsentrasi ke objek tersebut. Sebenarnya amat susah kalau menghipnotis seseorang apalagi orang itu bukan yang kita kenal. Kurang lebih setelah dua bulan lamanya aku pun sudah bisa menggunakan ilmu hipnotis. Hipnotisku adalah dengan objek perkataan dan gambar spiral.

Aku masih SMA kelas 2. Tak ada yang menarik pada diriku, cuma anak sekolahan biasa. Satu-satunya yang menarik mungkin kak Ratih. Orangnya sudah kuliah, cantik dan banyak cowok2 tertarik kepadanya. Tak ada satupun keluargaku yang mengetahui tentang kemampuanku menghipnotis orang. Dan lucunya, hal itu menjadi iseng ketika aku mencoba kepada mbak Ratih.

Pulang dari kuliah mbak Ratih dianter ama pacarnya. Namanya Tono. Tampak mbak Ratih orangnya sangat tertutup dengan orang lain. Dan karena pakaiannya sopan dan sikapnya yang baik, orang-orang enggan kepadanya. Dan kuliah Tono pun orangnya juga baik-baik, teman sekampusnya, baru jadian seminggu. Hari itu ndak ada ayah dan ibu. Ayah dan ibu pergi ke arisan keluarga, pulang baru hari kamis. Total seminggu di rumah kami sendirian, hanya ditemani Denok, pembantu kami.



Mbak Ratih langsung masuk ke kamar, ganti baju, dan mandi. Setelah makan malam, kami berdua nonton tv. Mbak Ratih tampak kecapekan, aku bisa melihat raut wajahnya yang kusut.

"Gimana kampusnya mbak?", tanyaku.

"Capek dik", katanya. "Banyak sekali kegiatan."

"Sudah semester 2 kan, harusnya lebih bersemangat lagi", kataku.

"Ntar juga kamu bakal ngerasain koq yang namanya kuliah gimana", katanya.

Aku manggut-manggut. TV menampilkan film action. Kami berdua menontonnya tanpa bicara. Sampai kemudian ketika iklan aku nyeletuk.

"Kak, aku barusan belajar hipnotis nih, mau aku hipnotis?", tanyaku sambil nyengir.

Dia menatapku dengan tatapan aneh. "Belajar dari mana?"

"Dari internet, belom dicoba sih tapi boleh dong kalau kakak jadi orang yang dicoba", kataku.

"Hahahah, aku ndak percaya ama yang begituan", katanya.

Aku lalu mengeluarkan papan yang bergambar spiral. Lalu menyerahkannya ke kakakku.

"Apa nih?", tanyanya.

"Objeknya, coba aja lihat, klo bisa dan berhasil ya berarti berhasil", kataku.

"Kayaknya seru nih, paling juga nggak bisa", katanya sambil tertawa.

"Sudah lihat saja itu gambarnya, mulai ya?", kataku.

"OK", ia masih ketawa kecil.

Ia sebenarnya tak tahu, inti dari hipnotis adalah mendapatkan ijin dari korban. kalau korban sudah menyetujui, selanjutnya tinggal dari ucapan dan perintah kita saja, sampai ia benar-benar dalam kekuasaan kita. Korban bisa menyetujui dengan cara mengiyakan dihipnotis, ataupun dengan cara menyetujui ketentuan yang kita berikan atau perintah yang kita berikan. Dan kakakku sudah masuk ke situ.

"Bayangin saja itu spiral adalah sebuah jalan, kakak ada di pinggir ujung spiral, lalu tujuan kakak adlah ke tengah spiral itu.", kataku.

Mbak Ratih melihat gambar spiral yang ia pangku tersebut. Ia mengurutkan garis spiral dari pinggir, lalu ke tengah secara perlahan.

"Jangan hiraukan suara lain selain suaraku", kataku. Ini adalah lapis perintah kedua. Artinya, apabila seseorang sadar dari hipnotis, maka ia harus melewati kesadaran berlapis dulu baru sadar sepenuhnya.

Aku lalu mencobanya konsentrasinya. Aku keraskan volume tv sejenak. Mbak Ratih tak beranjak dari papan spiral itu. AKu paling tidak harus melakukan lima lapis kesadaran.

"Kemudian, satu-satunya yang mbak patuhi adalah suaraku, setelah aku panggil nama mbak diulang tiga kali. Ratih, ratih ratih!", kataku. "Kalau mengerti mengangguklah!"

Mbak Ratih mengangguk.

"Kemudian, mbak akan sampai kepada titik tengah spiral. Apabila sudah sampai, mbak akan terasa lelah, matanya sangat berat dan mengantuk. Maka tidurlah!", kataku.

Tak berapa lama kemudian mbak ratih tertidur di sofa, ia tampak benar-benar . Aku mengecilkan volume tv. Dia sudah dalam lapis keempat. Lapis kelima sekarang.

"Mbak akan mematuhi apapun yang saya inginkan dan katakan, apabila aku bertepuk tiga kali lalu memanggil namamu tiga kali, Ratih, ratih, ratih, segera sadar dari pengaruh hipnotisku. Kalau mengerti mengangguklah!", kataku.

Ia mengangguk. Bagus deh. Artinya kalau ingin sadar ia harus melewati lima kali kesadaran. Dan itu tidak mudah.

Aku pun mencoba iseng. Sebenarnya aku udah lama ingin melihat toketnya mbak Ratih yang terlihat menonjol dari Kaosnya itu.

"Ratih, ratih, ratih", panggilku.

Mbak Ratih menjawab, "iya".

"Buka BHmu dan tunjukin dadamu", kataku.

Mbak Ratih pun dengan mata terpejam meraih tali Bra-nya di punggung. Lalu ia menaikkan kaosnya. Tampaklah olehku pemandangan yang sudah sangat lama ingin aku lihat. Mulusnya bongkahan putih itu. Dadanya putih, putihnya pink. Sempurna dan gedhe. Aku lalu menyentuhnya, kuremas dan kutekan putingnya itu. Ohh...rasanya luar biasa. Aku lalu mendekatkan diriku ke dadanya, kuciumi dada itu. Kukecup lembut, kuhisapi pentilnya. Mbak Ratih hanya mendesah, dalam pengaruh hipnotis ia bisa merasakan sensasi ini. Aku lalu menghentikan aktivitasku. Wah, kalau ketahuan Denok berabe nih. Aku lalu mematikan tv dan membopong mbak Ratih. Aku masuk ke kamarnya dan kuletakkan ia di atas ranjang. Aku kunci pintu kamarnya lalu melakukan apa yang aku lakukan tadi di sofa.

"Oh...Mbak...hmmm", aku mengenyot putingnya bergantian, kiri dan kanan. Mbak Ratih hanya naik turun nafasnya, mendesah.

"Kalau memang enak, mbak boleh menggerakkan badan sesuka mbak, tapi mata tetap tertutup ya!", kataku.

Benarlah, mbak ratih mulai meremas kepalaku. Ia seakan-akan tak mau melepaskan kenikmatan ini. Dadanya aku ciumi dengan rasa sayang, dan ketika aku jilati bagian pinggir payudaranya, ia menggelinjang hebat, sepertinya itu G-spotnya, aku teruskan dan ia makin mencengkram kepalaku, ia peluk erat kepalaku. Aku lalu bergelirnya ke perutnya, kuciumi pusarnya, lalu aku tatap wajahnya. Cantik sekali mbak Ratihku ini.

Aku ingin sekali mencium mbak Ratih dari dulu, aku lalu menempelkan bibirku ke bibirnya. Mulutnya yang sedikit terbuka aku jelajahi dengan lidahku. Kuhisap salivanya dan kutelan. Kuciumi apapun yang ada di wajahnya. Bau rambutnya sangat harum dan aku masih meremas toketnya yang gedhe tadi.

Penisku sudah on dari tadi sebenarnya. Aku lalu melepas celanaku hingga tubuh bagian bawahku telanjang.

"Mbak Ratih sekarang duduk", kataku.

Mbak Ratih lalu duduk, masih memejamkan matanya dan lemas. Aku tuntun tangannya memegang penisku, oh nikmat sekali.

"Mbak anggap yang mbak pegang ini lolipop, kulumlah tapi jangan digigit, jilati dan hisap!", kataku.

Mbak Ratih lalu membungkuk. Aku yang duduk di atas ranjang itu hanya melihat aksinya. Mula-mula ia jilati penisku persis seperti lolipop. Lalu ia kulum.....aawwww...itu lidahnya menari-nari di dalam mulutnya. Ia jilati punyaku seluruhnya hingga basah.

"Mbak boleh mengocok pake mulut kalau mau", kataku.

Dan mbak Ratih nurut saja, kini kocokan mulut, hisapan dan jilatan menyatu membuat sensasi penisku serasa ngilu. Aku masih perjaka lagian. Ohh...nikmat banget. Aku meremas toketnya dengan gemas. Mbak Ratih pelan sebenarnya oralnya, cuman enak banget, bener-bener penisku dijadiin lolipop. OOuuuwwww,....mau keluar nih......

"Kalau sesuatu keluar, telan ya", kataku.

Ooowww...ndak kuat lagi...aaaaaa...aaa...AAAAHHHHH...Croott..croott.. ..crooot...croott...Muncratlah pejuhku di dalam mulutnya. Ia menghentikan aktivitas ngocok dan menjilati spermaku. Lalu ia telah semuanya. Aku bisa mendengar suara tenggorokannya menelan sesuatu. Glup.

Aku lemas.

"Sudah mbak. Sekarang mbak tidur saja!", kataku. Mbak Ratih berbaring. Aku membetulkan branya, lalu aku memakai celanaku lagi. "Mulai sekarang mbak kalau aku panggil patuh pada perintahku, mengerti?"

Mbak Ratih mengangguk.

"Baguslah, sekarang hitung sampai seratus lalu sadar",kataku.

"Satu....dua...tiga...", mbak Ratih mulai menghitung. Aku lalu keluar kamarnya dan masuk ke kamarku.

Lemes deh....nikmat banget mbak Ratih sepongannya.

Esoknya hari minggu. Mbak Ratih keluar kamar dengan wajah sayu. Ia tak sadar apa yang terjadi tadi malam. Aku menonton film kartun saat itu. Aku menoleh kepadanya.

"Kemarin aku koq bisa ada di kamar ya?",tanyanya.

"Lha, kan mbak sendiri yang masuk kamar", kataku.

"Ahh...ndak inget", katanya.

Hari itu mbak Ratih ada acara keluar jalan-jalan bersama teman-temannya. Jadilah aku di rumah sendirian. Hanya ada Denok di rumah menemaniku. Oiya. Denok ini cewek masih single, usianya sudah 34 tahun. Dan dia jadi pembantu di rumah ini sudah lama. Denok sendiri seorang janda, anaknya berada di desa diasuh oleh orang tuanya. Dan di kota ia mencari penghidupan yang layak. Aku kemarin bisa menghipnotis mbak Ratih, apakah bisa juga kepada Denok? Iseng lagi ah....

"Denoook!", kataku.

"Ya Den", katanya.

Ia memakai T-Shirt dan celana pendek. Tubuhnya sintal, ndak gemuk, juga ndak kurus. Toketnya biasa saja sih, wajahnya juga ndak jelek-jelek amat. Hitam manis kalau boleh kunilai.

"Lagi ngapain?", tanyaku.

"Lagi bersihin dapur", kata Denok. "Perlu apa Den?"

"Coba duduk sini", kataku.

Denok bertanya-tanya, mau apa majikannya ini.

"Aku sedang belajar hipnotis nih, boleh nggak jadi subjeknya?", tanyaku.

"Emang bisa?", tanyanya.

"Yaaa....namanya juga nyoba. Tenang aja deh ndak bakal aku apa-apain, lagian juga belum tentu berhasil", kataku.

"Aden ini ada-ada saja, udah ah, mau lanjutin kerjaan saja", katanya.

"Eeee...tunggu dulu, sebentar saja koq. Kalau tidak bisa ya udah", kataku. "Tapi cuman sebentaaar saja"

Denok menghela nafas. Ia agak aneh juga, bahkan mungkin ia mengira aku tak akan berhasil.

"Baiklah, pertama aku ingin dirimu rileks dulu", kataku.

Denok menghela nafas lagi. Ia mungkin mengira ini cuma permainan anak kecil yang harus ia turuti. Maklum sejak kecil ia sudah bekerja di sini.

"Bukan begitu Denook, yang rileks, santai gitu lho", kataku.

"Iya, iya", katanya.

Tak perlu kuceritakan lagi bagaimana langkah-langkah hipnotisku. Sebab caranya sama seperti apa yang aku lakukan kepada mbak Ratih. Dan.....Denok sudah dalam pengaruhku. Berhasil juga ternyata kepada pembokat sendiri. Kini Denok hanya menatap dengan tatapan kosong. Siap menerima perintahku. Aku mulai horni nih.

"Denok, denok, denok", kataku.

"Iya den", jawabnya dengan tatapan kosong.

"Kamu patuh kepada perintahku? "

"iya", katanya sambil mengangguk.

"Apa pendapatmu tentang diriku?", tanyaku.

"Aden itu orangnya suka males, dan kelakuannya jelek. Suka godain diriku, pokoknya ndak suka deh", kata Denok. wah, ternyata dia ndak suka kepadaku. "Dulu waktu kecil sih lucu, setelah gedhe aden jadi nakal, suka keluyuran kemana-mana, padahal kalau baik Denok pasti suka".

"Ini jujur?", tanyaku.

"Iya", kata Denok.

Aku koq jadi gemes dengan pembokatku ini.

"Baiklah buka bajumu!", kataku.

Denok patuh saja kepadaku. Ia buka bajunya. Tapi cuma T-Shirtnya saja. Aku bisa lihat ternyata dadanya besar juga. Selama ini Bra-nya-lah yang membuat ia seperti mempunyai dada kecil. Dan aku bisa melihat tonjolan bongkahan yang padat dari kedua bra-nya. Shit! Jadi konak diriku.

"Maksudku semua bajumu sampai tidak memakai apapun", kataku.

Akhirnya Denok pun melepas satu per satu bajunya. Sementara celanaku sudah sesak, aku pun terpaksa melepaskan semua bajuku sekalian. Kini kami berdua telanjang. Denok duduk di sofa sambil menatap dengan tatapan kosong lagi. Shit, beneran toketnya gedhe! Putingnya berwarna coklat, tapi kulitnya mulus, aku melihat ke bawah. Wah dia rajin cukur bulu bawah sana ternyata. Aku mengamati seluruh tubuhnya. ternyata Denok ini montok, aku lalu mendekat ke wajahnya dan kucium bibirnya. Sedapnya. Setelah dilihat-lihat ia tak hanya hitam manis, tapi juga bikin aku horni. Itu toket gedhenya.

"Denok, kamu patuh padaku-kan?", tanyaku.

Ia mengangguk.

"Pernah bercinta?", tanyaku.

"Pernah", jawabnya.

"Aku ingin kau anggap aku ini suamimu, cintailah diriku dengan rasa cinta yang sangat dalam, melebihi apapun. Anggap rasa cintamu padaku saat ini seperti balon yang kecil. Lalu perlahan-lahan balon itu kau tiup, besar, makin besar, besar, besar jangan khawatir sebab balon itu tak akan bisa meletus tapi hanya bisa membesar dan mengecil. Dan tiuplah balon itu sampai sangat besar melebihi apapun", kataku.

Denok memejamkan mata. Sesaat kemudian ia membuka matanya dan melihatku.

"Aden...!", panggilnya.

"Denok", kataku.

Ia langsung memelukku. Dadanya membuat penisku makin keras mengacung. Ia menubrukku di sofa. Wajah kami saling berhadapan. Apa ia tak sadar kalau tak berpakaian?

"Aden, Denok cinta ama aden, sangaaaat cinta", katanya.

Aku lalu menciumnya, kami pun berpanggutan. Baiklah keperjakaanku buat Denok saja. Lagi pula aku sudah horni. Kami saling berpanggutan, aku lalu menghisap teteknya yang gede itu. Alamaaaakkk...nikmat banget, kuhisap kiri dan kanan, kukenyot dan kuremas. Kenyal sekali. Baru kali ini aku menetek setelah sekian lama.

"Adeeen....oucchh...he-eh den itu. Netek sama Denok", katanya.

Denok kini merebahkan dirinya, ia pasrah kuhisapi teteknya. Aku lalu ke bawah dan kuciumi perutnya, putingnya masih kumainkan, ia menggelinjang. Lama-lama aku pun ke bawah, makin kebawah dan kusapu itu vaginanya dengan lidahku. Ia menggelinjang hebat. Kujilati tempat kewanitaan itu. Rasanya asin, aku terus hisap dan kujilati hingga sangat basah. Denok pun tak kuasa lagi, ia meremas-remas kepalaku lalu pahanya mengempitku sambil ia bangkit.

"Awww....deeeenn....Denok keluar niii", katanya. Aku lalu bangun. Punyaku sudah mengacung. Ingin masuk saja sepertinya.

Aku lalu menciumi bibirnya lagi, kami berpanggutan lagi. Lidah kami sailng menghisap. Aku siapkan rudalku, dan kutindih Denok. SLEBB...awww...adududuh.....enak...gini ya rasanya? Penisku seperti disedot-sedot di vaginanya. Masalahnya ini vagina koq ya sempit ya, bukannya Denok sudah punya anak? Dan apa ini karena ia tak pernah dipake?

"Enak den, ....terus...entotin pembantumu ini!!", katanya.

Aku tak berlama-lama, kugenjot itu vagina. Denok merintih-rintih keenakan. ia meneriakkan namaku berkali-kali, aduh baru juga 10 menit nih goyang. Rasanya sudah diujung. Enak banget. Maklum aku masih baru pertama ginian, aku pun keluar. Pejuku muncrat di dalam rahimnya. CROOOOTTT.....CROOOOTT.....CROOTTT...

"Aaaahhh...adeeeenn....aww....awww....panas itunya", katanya.

Kubenamkan lama di dalam sana, Denok memelukku.

"Baru pertama ya den?", tanyanya.

"I...iya", kataku.

"Dulu suamiku juga baru pertama kali gituan cepet", katanya.

"Nikmat ndak?", kataku.

"Iya sih, kan Denok keluar dulu cinta", katanya genit .

Aku perlahan-lahan cabut penisku yang masih tegang itu. Ngilu rasanya keluar di dalem. Tapi
nikmat banget. Aku arahkan penisku ke mulut Denok. Ia jilati sisa-sisa sperma yang nempel di penisku. Wow ia lakukan itu seperti seorang pro. Baiklah, sekarang aku puas. Setelah itu kusuruh ia berpakaian dan melanjutkan pekerjaannya. Tapi dengan satu catatan, ia tak boleh menunjukkan cintanya kepadaku kecuali aku minta. Pengaruh hipnotisku jalan.
Malamnya, mbak Ratih sedang di kamar. Ayah dan ibu sudah tidur, cuma diriku saja yang ada di ruang tamu nonton tv. Ah sialan, koq aku jadi horni ya? Memang sebenarnya kepingin sih kalau aku gituan sama mbak Ratih. Baiklah kutunggu agak malaman aja.

Lama menunggu, akhirnya sudah jam 12 malam. Aku mengetuk pintu kamar mbak Ratih.

"Mbak, masih bangun?", tanyaku.

"Kenapa dik?"

Eh dia masih bangun.

"Boleh masuk?", tanyaku.

"Iya", katanya.

Aku pun masuk. Dan....mbak Ratih pakai t-shirt dan kuyakin dia tak pake BH, juga celana pendek. Sial, bikin aku berdebar-debar aja. Aku lalu panggil dia, "Ratih, ratih, ratih"

Dia yang sedang sibuk menulis, mungkin PR, langsung tegap duduknya. Ia taruh pensilnya dan menatap ke depan dengan pandangan kosong. Aku sudah ndak tahan lagi nih. Aku lalu melepaskan semua bajuku. Kuhampiri mbak Ratih, lalu kupeluk dia dari belakang, kucium bau rambutnya, kumasukkan kedua tanganku ke dalam t-shirtnya dari bawah. Aku lalu raba dadanya. Nah kan, ndak pake Bra. Aku lalu Melepaskan t-shirtnya, kuangkat tangannya sedikit hingga tampak ketiaknya yang putih itu. Aku tempelkan penisku yang sangat ngaceng itu ke punggungnya.

"Mbak, apakah mbak cinta aku?", tanyaku.

"Iya, sangat cinta".

Aku melihat puting susunya yang mengacung ke atas. membuatku gemas untuk mencubitnya, maka jemari tanganku pun bergerilya meremas toketnya. Kupuntir-puntir putingnya, mbak Ratih menarik nafas lalu ia mengeluh..

"Nikmati saja mbak, lepasin juga dong celananya".

Mbak Ratih lalu berdiri dan menurunkan celana pendeknya, hingga tampaklah olehku CD-nya.

"CD-nya juga", kataku.

Ia melepaskannya juga.

Sekarang kami berdua telanjang. Aku berdiri di hadapannya, lalu mengisap teteknya. Kujilati dan kuhisap, sambil kupeluk kakakku yang sudah terhipnotis itu. Aku tarik dia lalu kubaringkan dia di tempat tidur. Kuciumi dua bukit kembar itu, sambil kugigit sekali-kali, perjalananku ke bawah, ke perut, lalu kulihat memeknya yang ditumbuhi sedikit bulu. Aku membuka pahanya lebar-lebar, kobelai pahanya, dan kuciumi bibir vaginanya. Lalu aku jilat klitorisnya, lidahku pun menari-nari di sana. Harum sekali baunya, apakah mbak ratih selalu merawat ini?

Mbak Ratih menggelinjang, berkali-kali ia mengeluh. Diremasnya rambutku, dan aku terus-menerus melanjutkan aksiku, sambil kuremas toketnya.

"Dik, mbak mau pipis dik, oooohh...aaaahhh....", kata mbak Ratih.

Benar. Ia mengejang hebat sambil mengempit kepalaku beberapa saat. Aku menghentikan aksiku. Tampak pejuh berhamburan keluar dari vaginanya. Tempat kewanitaannya sangat basah. Aku lalu duduk dan bersiap memerawani kakakku sendiri. Perlahan-lahan kugesek-gesek lembut ke bibir vaginanya. Mbak ratih menggelinjang. Rasanya sungguh nikmat. Aku tak mau menyakiti mbak ratih, aku ingin berusaha lembut. Aku lalu mendorong pinggulku, penisku perlahan masuk. SLLEEEBB...ougghh....sempit banget, tapi agak lancar karena ada pelumas tadi. Aku dorong dan mbak ratih menjerit...

"AWWwww....sakit dik, aduuuhh...", katanya.

Aku dorong selaput daranya hingga robeklah dia. Aku tak bisa berhenti begitu saja. Aku istirahatkan sejenak punyaku. Lalu kudorong lagi perlahan. Ketika mbak Ratih kesakitan aku hentikan, begitu terus sampai mentok. Nikmat sekali punyaku disedot-sedot. Aku tarik, lalu perlahan kudorong lagi. ouuuggghh....nikmat. Aku tindih tubuh mbakku. Aku peluk dan kuhisapi teteknya, lalu kukulum dia. Kemudian kugoyang pinggulku maju mundur perlahan. Lama-lama rasa sakit itu sudah hilang, mbak Ratih pun hanya bisa bilang ah dan uh saja. Aku bisa lihat tetek mbak Ratih naik turun dengan goyangan perlahan pun, woohhh, impianku selama ini akhirnya terkabul juga.

Clek,,...clek...cleek...cleek..., suara becek gesekan vagina dan penisku terdengar di kesunyian malam ini. Aku rasanya sudah ndak tahan nih, udah mentok di ujung. Paling tidak aku tidak secepat tadi pagi dengan Denok. Ouughh...nikmat banget udah...ndak tahan.....keluar di mana ya?

"Mbak, keluar nih", kataku.

"Mbak sudah keluar dari tadi dik...ah...aah...ahh...", kata mbak Ratih. Ia masih menatapku dengan pandangan kosongnya.

"Di dalem ya, AAAHhhhh....", jeritku. Creeett.....crettt.....creeetttt...sperma akhirnya keluar dan kubenamkan di dalam rahim mbakku. Aku tak mencabutnya hingga habis.

Aku pun lemas kupeluk mbak Ratih. Tampak di vaginanya keluar sedikit cairan putih dan merah darah selaput daranya. Aku lalu tiduran di sampingnya. Ia memejamkan mata, mungkin kelelahan karena aksiku tadi. Aduh gimana ya nanti klo hamil. Aku bingung juga nih. Lama aku berpikir tentang tindakanku ini. Memang sih aku kepingin ngentot ama kakakku, tapi klo dia tahu aku menghipnotisnya...aduh...gimana nih.

Aku lalu melihat mbakku yang mendengkur halus.. Ia ternyata sudah tertidur. Melihat toketnya yang padat itu, aku jadi horni lagi, aku lalu miringkan tubuhnya, sehingga tampaklah bongkahan pantatnya. Penisku mengeras lagi, dan aku tanpa pikir panjang langsung masukkan ke vaginanya dari belakang. SLEBB...aww...masih sempit juga. Malam itu pun aku mengerjainya lagi sambil ia tertidur.

Paginya ia tak ingat lagi kejadian tentang tadi malam. Pagi seperti biasa, ibu dan ayah pergi ke kantor. Mbak Ratih ke kampus, aku sendirian di Rumah. Denok tampak sedang membersihkan rumah. Aku berdiri di depannya.

"Denok, denok, denok", kataku.

Seketika itu ia menjatuhkan sapunya dan berkata, "Iya den?"

Aku turunkan celanaku. Muncullah burungku.

"Isepin dong!", kataku.

Dengan patuhnya Denok berjongkok dan langsung melakukan blow job. Ahh...nikmat banget. Ia mengulum penisku seperti permen, sambil tangan kirinya mengocoknya. Punyaku yang tidur langsung tegang dan bereaksi. Denok yang sudah ahli ini, tak butuh waktu lama untuk bisa membuatku hampir klimaks.

"Sudah, sudah...buka bajumu!", kataku.

Ia berdiri dan melepaskan bajunya satu demi satu. Aku lalu memeluk dan menciuminya, kuhisap teteknya dengan lembut. Lalu ia kutuntun untuk bersandar di sofa. Ia menungging, dan kumasukkan penisku ke tempatnya. BLESS...aww..nikmat....aku pun bergoyang maju mundur. Pantatnya yang semok itu membuatku sangat bergairah. Aku meremas teteknya, sambil kuhujamkan penisku dalam-dalam.

"aaahh...ahh...ahh...ahhh..oowwcc...ooucchh... aww. ..aahh...uh...uh...", hanya itu yang keluar dari mulut Denok.

Oww...sial, aku keluar.

"Denok berlutut, ayo hadap sini!", kataku.

Ia lalu berlutut dan menghadap ke diriku.

"Buka mulutnya", kataku.

Ia membuka mulutnya. Kukocok penisku yang mau keluar itu dan Crooottt.....crott.....crooott...tumpahlah sperma ke mulutnya itu.

"Bersihkan", kataku.

Ia menjilati sperma yang ada di penisku.

"Jangan lupa telan ya", kataku.

Denok pun menjilatinya dengan rakus dan menghabiskan menu sperma hari ini. Setelah bersih ia kusuruh pakai baju lagi.

Begitulah setiap hari, malam hari aku ngentotin kakakku dan pagi hari atau siang hari aku dengan Denok. Paling tidak sebulan lamanya, hingga kemudian aku ingin berterus terang dengan mbak Ratih bahwa hampir setiap malam aku begituan dengan dirinya.

Hipnotis

Ini pengalaman asli ga di buat buat saya berumur 15 di sebuah kota B !!!! Langsung ke TKP gan
Pertama dia adalah hanya teman biasa malahan dia adalah teman sekelas saya saya bersekolah di sibuah tempat sekolah negri waktu itu saya kelas 3 smp. pertama saat di adakan ujian sekolah. pada saya sudah selesai mengerjakan soal itu kebetulan kita sebut si S ada di depan banggu gue. ketika saya dan S sudah menyelesaikan soal itu kita mengobrol tentang S*x. Dia Bertanya " Gimana ya rasanya Jilemek" Dan saya pun menjawab " ya ga tau atuh mau coba ? sama gue aja kalo penasaran" padahal saya hanya menjawab iseng" aja. ehh malah di ngomong "hayu".Beberapa Bulan kemudian setelah UN saya pun bertanya lagi pada si S saya menanyakan kapan dan di mana kita melakukan itu. dan sudah di tentukan waktu dan tempatnya.

Pada waktu hari minggu (klo ga salah) saya jemput di suatu tempat nongkrong dia. Tempatnya di rumah saya setelah sampai rumah saya.saya bawa ke kamar saya , kami hanya nonton tv dulu , saya pun tiduran dan S pun ikut tiduran dia langsung berkata " selimutan yuk "dan kami pun masuk ke selimut yg besar itu.

Pertama kami hanya berciuman dengan sangat lama dia menggit lidah saya dan saya pun mengigit lidah si S. Lama sekali kami berciuman di balik selimut itu yang gelap dan nikmat.

Saya Remas kedua Toketnya yg cukup besar (untuk standar SMP) remas dan remas toket dia yg empuk itu. saya pun menjilat toket dia dengan sangat lama di pun berkata" gigit dong " dan saya pun langsung mengigit intinya.


setelah saya mengigit kedua toketnya saya membuka celana si S. pas saya buka bulunya lumayan lepat dan Vnya pun bersih. saya pun menjilat V dengan penuh kenikmatan. dan saya pun mencolok V dengan 2jari dia pun mendesah dengan pelan" dan saya pun menjilat lagi dan lagi.

Setelah beberapa lama kemudian saya pun mencoba untuk membuka celana. memang P ku tidak terlalu besar dan panjang. dia pun memegang P ku dan mengocok" dan dia pun menyedot my P dengan nikmat dan itu pun berulang" dan bebrapa lama kemudian saya pun mencrot ke bagian mukannya dia pun senang dan saa pun senang sekali

Pengalaman Asli !!! Kelas 3smp


Pada waktu aku kelas 3 SMU menjelang
Ebtanas, aku belajar bersama teman wanita
yang bernama Vonny dan Nadya, ketika itu
aku berlajar bersama, dan tidak sedikit pun
aku berpikir untuk bermacam-macam dengan
mereka berdua. Memang sih banyak cowok- cowok yang �sirik� padaku, karena aku bisa dekat dengan mereka berdua, yang termasuk
seleb di sekolah ** (edited) di kotaku, yang
penting itu sekolah swasta terkenal di
Bandung. Pada waktu itu acara belajar itu
dilakukan oleh kami bertiga di rumah Vonny.
Pada waktu itu jam menunjukkan sekitar pukul 18:00, ketika aku sedang dalam
perjalanan menuju rumah Vonny. Hujan turun
deras sekali, dan mengakibatkan aku terpaksa
berhenti untuk menunggu hujan tersebut
(maklum ketika itu aku memakai motor). Tapi
apa boleh buat, karena aku sudah mempunyai janji dengan mereka berdua untuk belajar
bersama, yah.. aku berani berkorban meski
hujan itu belum reda. Dan akhirnya aku pun sampai di rumah Vonny
dengan basah kuyup. Tiba-tiba Vonny keluar
dari rumahnya karena mendengar suara
motorku, maklum ketika itu aku memakai
motor NSR yang cukup berisik untuk didengar.
Tiba-tiba pun Vonny menghampiriku untuk membukakan pagar, agaraku bisa masuk, dan
secara otomatis Vonny pun menjadi basah
kuyup, dan terlihatlah olehku pemandangan
yang menggiurkan. BH-nya yang terlihat jelas
olehku, dan kuperkirakan ukurannya cukup

besar (36B) dan dia waktu itu memakai BH berwarna hitam, jadi terlihat jelas olehku.
Setelah itu aku pun masuk ke rumahnya, dan
permisi ke Vonny untuk ke toilet untuk
membersihkan badanku akibat hujan tadi.
Ketika aku mandi terdengar Vonny mengetuk
pintu dan memanggilku untuk memberikan handuk, aku pun membuka pintu dan
mengambil handuk tersebut. Setelah selesai mandi aku keluar dengan
hanya memakai handuk saja. Aku mencari
Vonny untuk meminjam pakaian kakaknya
yang kebetulan sedang di luar kota. Aku
melihat-lihat rumahnya, dan kurasakan tidak
ada satu orang pun di rumahnya. Cuek saja, aku pikir. Dan aku pun dikagetkan oleh suara
seseorang yang memanggilku, ketika kulihat,
dia adalah Nadya, yang entah kapan
datangnya. Kemudian dia memberikan baju
kepadaku, aku sempat kaget dibuatnya,
karena aku tidak tahu dia kapan datangnya. Aku pun kembali ke kamar mandi untuk
memakai baju ini. Dan ketika aku sedang ganti
baju, tiba-tiba Vonny masuk, dan terkejut
sekali karena menduga aku sudah tidak ada di
dalam (maklum pintu kamar mandi lupa saya
kunci). Vonny berkata dengan wajah panik, �Sorry yah Yon,� dan dia langsung beranjak keluar dan aku pun melanjutkan memakai
pakaian itu. Setelah selesai, aku pun beranjak dari situ. Aku
keluar ke arah ruang tamu dan melihat mereka
sedang bersiap-siap untuk memulai belajar
bersama. Aku sempat melihat wajah Vonny
yang sedikit canggung. Setelah itu aku duduk
dan mengeluarkan buku yang telah kubawa. Setelah beberapalama belajar, entah apa yang
merasuki otakku ini sehingga membuat si
�Joni� berdiri. Pada saat itu Vonny minta maaf padaku atas kejadian tadi, dan dengan
berbisik dia agar tidak memberitahu pada
siapapun juga, aku pun mengiyakannya.
Ketika itu Nadya mengajak untuk menonton
VCD yang baru dipinjamnya untuk melepas
suntuk dalam belajar, dan kami pun menuju kamar Vonny. Kami bertiga pun mulai
menonton film tersebut. Setelah beberapa lama
kami menonton, terlihatlah suatu adegan yang
�hot�, kami betiga hanya diam saja, sambil berpandang-pandangan. Aku melihat Nadya
yang sudah mulai kegelisahan, mungkin
karena melihat adegan tersebut, dan terlihat
Vonny yang dari tadi diam saja, tetapi dia
seperti mulai terangsang oleh adegan tersebut. Aku pun melirik ke arah Vonny, dan tanpa dia
sadari dia mengusap-ngusap ke arah
kemaluannya, dan sedikit-sedikit berdesah
kecil, �Sshh.. ahh..� hal ini membuat si �Joni� beranjak dari tempatnya. Timbul hatiku untuk
mengerjai mereka berdua. Aku menggeserkan
posisi dudukku ini untuk mendekatkan ke
mereka berdua. Aku pun memberanikan diri
untuk mengelus-elus pahanya yang montok
dan putih mulus itu. Dia pun hanya diam saja, seakan akan menikmati elusan itu. Nadya
melihat dan ikut terangsang juga, ketika itu
Nadya nekad untuk mendekat padaku, dan
tiba-tiba dia mengecup bibirku dengan
hangat, dan aku pun membalas dengan manis
ciumannya. Ciumannya yang sangat lembut itu membuatku semakin membabi buta. Aku pun
meremas dada Nadya yang masih terbungkus
oleh BH, dan Nadya pun sangat menikmatinya.
Tiba-tiba aku mendengar desahan dari Vonny,
�Ssshh.. ahh.. puaskan aku malam ini, Yon.. pleassee, aku udah nggak tahannich.�


Aku menyuruh mereka membuka pakaiannya
satu persatu. Mereka pun dengan cepat
membuka pakaiannya. Lalu Nadya melucuti
pakaianku, dan ketika membuka celanaku
mereka terbelalak, karena melihat punyaku itu
yang cukup besar (18 cm). Dengan cepat Vonny melahap penisku yang sudah tegang
dari tadi. Saat Vonny melahap penisku itu, aku
terus menjilati puting susu Nadya yang sudah
mulai mengeras, dan Nadya menggelinjang
keenakan. Saat itu aku menyuruh Nadya
untuk terlentang di ranjang, kini aku mulai menjilati kemaluannya yang sudah
mengeluarkan bau yang harum dari
kemaluannya. Aku terus menjilatinya dengan
buas, dengan sedikit-sedikit aku mengocok-
ngocok dengan jariku, dan dia pun
menikmatinya. Dia menyuruhku untuk memasukkannya ke vaginanya, �Ayo Yonn, masukin dong itunya, aku udah nggak
sabaran nunggunya,� aku berkata, �Iya sayang, sabar yah..� tiba-tiba Vonny melepaskan kemaluanku itu dari dalam
mulutnya dan membimbing batanganku itu
masuk ke dalam liang milik Nadya yang sudah
basah sejak tadi. �Bless.. bless.. bless� batanganku pun masuk setengahnya, dan aku menggoyangkan maju-
mundur secara perlahan-lahan dengan
bantuan Vonny yang terus memelukku dan
menciumku itu. Tiba-tiba Nadya menjerit
kesakitan karena batang kemaluanku itu
terlalu besar untuk masuk ke dalam liang senggama miliknya. Aku terus berusaha, dan
akhirnya batangku itu pun berhasil amblas
semuanya di dalam, dan terasa olehku cairan
hangat yang keluar dari kemaluan Nadya. �Ahh.. ahh.. ah.. Nadya..� Setalah 20 menit aku melakukannya bersama
Nadya, sekarang giliran Vonny yang sudah tak
tahandengan horny-nya itu. Aku pun mulai
memasukkan ke liang Vonny yang sangat
menggodaitu, �Bless.. bless..� amblaslah sudah batanganku itu di dalamnya. �Ah ah ah..� desahnya. Aku merasakan dia sudah akan
orgasme, tapi memang benar dia mendesah,
�Yonn.. aa.. kuu maa.. uu.. keeluarr..� Lalu aku berkata, �Tahan yah say.. bentar lagi, aku pun maukeluar nich..� Dan setelah beberapa lama dia pun orgasme, dan mengeluarkan cairan
hangat yang terasa olehku. Segera setalah itu
aku pun mempercepat goyanganku itu dan..
�Creett.. croott.. creett..� aku memuntahkan seluruh maniku itu di mulut Vonny dan Nadya.
Mereka berdua sangat menikmatinya. Kami
bertiga pun terkulai lemas di tempat tidur.

Vonny dan Nadya bekata kepadaku, �Thanks yah sayang, aku belum pernah merasakan
seperti ini Yon.. emang kamu sangat hebat
untuk melakukan hal ini, � aku pun bekata, �Iya sayang,� sambil aku mengecup bibir mereka berdua. Karena hari sudah larut malam
aku pun bergegas untuk pulang dan pamit
kepada mereka. Setelah kejadian itu kami
sering melakukannya, baik di rumah maupun
di hotel.
Aku adalah seorang mahasiswa dari sebuah

Wink Pesta Seks dengan Anak SMU

�Maaf kak�.. aku jarang latihan..�
�Udah berkali2 kamu ga bisa ngikutin.. nadanya melenceng semua� jangan dikira bisa tanpa latihan kamu bisa main saksofon dengan bagus� lanjutku.

Amanda hanya terdiam. matanya memandang ke lantai, seakan2 menghitung jumlah lantai keramik, atau sekedar mengira2 luas karpet yang melapisinya. Aku sebal. Sebagai seorang guru musik, hal yang paling menyebalkan adalah ketika muridmu tidak berlatih sama sekali. Ditambah lagi, ketika aku sedang pusing mengerjakan tesis s2ku, dimana mengajar saksofon adalah satu2nya hiburanku, murid yang satu ini membuat hatiku kesal.

Amanda, 19 tahun, seorang mahasiswi yang kebetulan satu universitas dengan tempatku mengambil kuliah s2, menurutku sangat berbakat bermain saksofon. Tapi dia jarang sekali latihan. Terdengar dari nadanya yang melenceng, dan tiupannya yang tidak statis, pertanda dia jarang menyentuh alat musik itu.

Sebagai mahasiswa S2 yang membiayai kuliahnya sendiri, bermain musik dan mengajar musik adalah tulang punggung utama yang membiayai kuliahku. Ayahku tidak bisa membiayai lagi kuliahku karena beliau sudah lama meninggal. Uang yang ibuku berikan setiap bulannya hanya cukup untuk membayar kos saja. Uang untuk kuliah, juga disokong oleh beasiswa. Tetapi beasiswanya tidak penuh. Itulah mengapa aku menggunakan bakatku dalam bermain alat tiup saksofon untuk mencari uang, mengajar maupun bermain di acara2 musik.

Dari yang kulihat lewat situs pertemanan facebook, Amanda tampak senang sekali bermain dengan teman2nya entah itu nongkrong di kafe, jalan2 ke mall, maupun berkunjung ke Bandung dengan teman2nya. Itu tidak masalah sebenarnya, tetapi jika dia meninggalkan latihan saksofonnya, itu masalah buatku. Ada orang yang bilang kalo muridnya ngaco, berarti gurunya yang ga bener. Itu membuatku menjadi gemas ketika Amanda selalu membuat kesalahan ketika bermain.

�udah ya, hari ini sampai disini saja� aku membereskan saksofonku dan buku musik ku. �tapi kak�� amanda memotong ucapanku
�tapi kenapa� pokoknya minggu depan saya tes lagi yang tadi ya, jangan sampe ga bisa kayak sekarang.� Aku segera bergegas keluar, memakai jaket, mengisi absen guru di meja resepsionis, dan keluar untuk menyalakan mesin motorku. Sudah mau maghrib rupanya.

Amanda menyusulku keluar.
�Kak� maafin aku ya�. Aku emang lagi banyak kegiatan akhir2 ini, jarang latihan�.� Ucapnya. �yaudah� minggu depan perbaikin oke� aku memakai helmku.
�saya pulang dulu ya� aku mengendarai motorku menjauhi tempat les itu. Dari spion aku bisa melihat Amanda masuk ke dalam city car nya.
Pertemuanku dengan Amanda bermula ketika aku mengisi acara yang diadakan oleh BEM kampusnya. Dia menjadi panitia, LO band yang beranggotakan diantaranya aku sendiri. Berawal dari ngobrol2 Amanda rupanya bermain saksofon juga dan dia ingin belajar dariku. Karena aku mengajar di salah satu sekolah musik yang mentereng di Jakarta, kusuruh saja dia daftar, dan dia pada akhirnya mendaftar untuk menjadi muridku.

Sebenarnya Amanda menyenangkan, senang melucu dan mudah akrab. Tetapi kekurangannya ya itu, malas berlatih, entah hari2nya dihabiskan oleh apa selain kuliah. Apakah itu main, pacaran, aku tidak terlalu tahu, karena obrolan antara aku dan Amanda hanya berkisar musik, lokal maupun musik global.

Aku kembali ke kosanku, kunyalakan laptop hasil tabungan sendiri itu. Sebenarnya aku bukan dari keluarga yang kurang mampu, hanya saja ayahku orangnya disiplin dan tidak memanjakan anaknya. Waktu aku kuliah s1 di bandung dulu, ketika mampu mencari uang sendiri, aku sudah mulai meringankan beban orang tuaku dengan tidak meminta uang jajan. Ketika sebelum aku lulus s1, ayahku meninggal dan wasiat terakhirnya adalah agar aku terus meneruskan sekolah. Kujalani pesan ayahku, dan nyatanya, walaupun hanya dari mengajar dan bermain musik, aku bisa menabung, membayar uang kuliah, dan menyicil motor, walaupun uang untuk kos masih dibantu oleh ibuku.

Sedangkan Amanda, bisa dilihat hidupnya amat mudah. Orang tua yang kaya, dan memanjakan anaknya, terlihat dari saksofonnya yang terlihat baru dan kinclong, beda dengan saksofon tua ku yang hasil nabung sendiri itu. Naik mobil kemana, jalan2, pacarnya pun aku kenal, walau hanya sebatas tahu sama tahu saja. Anak orang kaya juga. Kehidupan mereka berbeda jauh denganku. Tampaknya apa2 saja yang mereka inginkan mudah didapat.



-----------------------------minggu depan------------------------------------------------

Jam 4 sore. Aku menunggu hujan reda di kosanku. Jam 5 harusnya aku sudah di sekolah musik itu. Tapi karena aku memakai motor, maka aku hanya bisa menunggu. Waktu terus berlalu.

Hujan tidak reda. Maghrib sudah tiba, dan aku sudah menelpon ke sekolah musik itu untuk membatalkan les hari ini. Aku tidur2an di kasurku, malas untuk keluar kemana2 lagi.

Tiba2 handphoneku berbunyi. Aku melihat layar handphoneku. Ternyata nomor Amanda.
�Halo kak�.� Amanda mengawali pembicaraan
�Eh kamu, ada apa ? udah tau kan lesnya ga jadi ? � jawabku
�Aku ada di depan kosan kakak� lanjutnya
�Eh�. Ngapain ? � aku heran. Amanda memutus telponnya. Aku bergegas keluar dari kamar kosanku, dan kulihat Amanda dengan basah kuyup terguyur air hujan, berdiri di depan gerbang kosanku. Tanpa pikir panjang aku mengambil payung, lari dan membuka pintu gerbang.

�Lho kamu kenapa ? kok kehujanan ? mobil kamu mana ? � tanyaku bertubi2. Amanda hanya diam saja. DIa menggigil menahan dingin, sekilas kulihat matanya memerah dan ada bekas tangisan.

Untung saja tidak ada orang yang lihat, jadi Amanda bisa masuk ke kamarku. Karena kamar mandinya ada di dalam kamar, kusuruh Amanda untuk mandi. Tak lupa kuberikan t shirt ku yang ukurannya agak kecil dan celana pendek, juga handuk yang biasa kupakai.

Aku agak khawatir sebenarnya. Karena di kosan ini tidak boleh membawa tamu perempuan ke dalam kamar. Aku tidak tahu apa yang bakal terjadi kalau orang2 kosan mengira aku dan Amanda melakukan hal2 yang tidak senonoh. Aku hanya diam menatap pintu kamar mandi. Suara air mengalir dari shower bisa kudengar dengan jelas.

Tak berapa lama Amanda keluar, dengan memakai baju yang tadi kusiapkan. Dia sedang berusaha mengeringkan rambutnya dengan menggosok2annya dengan handuk. Bisa kulihat matanya masih merah.

�Kenapa sih kamu ?� aku memberanikan diri bertanya
�Ceritanya panjang kak�.� Katanya sembari duduk disampingku, di pinggir ranjang.
�kalo ga mau cerita ga usah dipaksa� aku lalu berdiri dan memakai jaket
�Saya beli makan ya, kamu diem disini dulu, jangan ikut keluar, soalnya di kosan ini ga boleh ada tamu cewek masuk ke dalam kamar� � dan jangan ribut, nanti dikirain saya nyelundupin kamu ke dalem� kataku mengingatkan

Aku tidak habis pikir. Apa yang ada di pikiran Amanda sehingga dia nekat datang ke kosan guru musiknya. Aku berjalan dengan payung di tengah hujan, menuju tukang nasi goreng untuk memesan 2 porsi, dibawa pulang.

Aku kembali ke kamar kosan. Hujan telah reda. Aku membuka kunci kamar, dan menemukan Amanda sedang menerima telpon dengan air mata yang menetes. Aku segera menutup pintu kamar dan menyiapkan makanan. Amanda hanya diam saja, dan dia serta merta menutup telponnya.

�Eh� makan dulu�� aku menegurnya
Amanda hanya diam. Sejenak kami berdua terdiam beberapa saat.
�Kak� ada tisu ?� Amanda akhirnya membuka mulut. Aku segera mengambilkan tisu dari laci meja belajarku. Amanda mengusap air matanya dan menarik nafas panjang.

�Maaf ya kak aku ngerepotin� Amanda mengambil makanannya dan mulai makan.
�Gapapa kok, santai aja� �Ntar kalo bajunya dah kering saya anter kamu pulang ya� jawabku.
�Ga usah kak�. Aku mau disini aja� pernyataan Amanda membuatku kaget.
�Tapi, saya kan udah bilang, kosan disini ga boleh nerima tamu cewek sebenernya � Aku sengaja mempertegas kata2ku.
�Aku gak akan ribut kak. Janji� jawabnya

Aku hanya menghela nafas sambil ogah2an menyantap nasi gorengku. Apa sih maunya dia, begitu pikirku.
�Kalo mau minum ambil tuh gelasnya di rak di deket pintu kamar mandi� ucapku setelah Amanda menyelesaikan makanannya. Amanda menurut dan mengambil gelas, dan menuangkan air dari dalam dispenser. Aku tidak menghabiskan makananku, dan menyalakan laptopku. Jujur saja aku bingung bagaimana harus menghadapi Amanda. Aku jarang pacaran, ketika kuliah aku malah tidak sempat pacaran. Sibuk oleh kuliah dan musik. Apalagi sekarang, kuliah, musik, ngajar. Itulah yang menyebabkanku agak canggung hanya berdua di kamar dengan seorang perempuan.

�Kalau mau baca2 majalah itu ada di rak di atas kasur� Aku berkata seperti itu karena Amanda terlihat hanya duduk di tepi ranjang dan memandang lantai dengan tatapan kosong

Tapi Amanda seakan tidak menggubris ucapanku. Dia masih melamun
�Amanda. Kenapa sih ?� Aku makin penasaran.
Amanda tampak kaget mendengar pertanyaanku.
�Hmmm.... Aku heran kak... apa sih yang dimauin sama laki2� dia membuka dialog
�Kenapa gitu ?� aku turun dari kursi dan duduk di karpet. Amanda pun turun dari pinggir ranjang dan duduk di hadapanku.
�Tadi aku rencananya bolos les kak....� jawab Amanda
�Terus ?�
�Aku jalan2 sama pacarku tadi. Pas jam 5, jam harusnya aku les, aku di dalem mobil pacarku, dia lagi nyetir, rencananya mau jalan cari makan terus nonton� Amanda melanjutkan ceritanya.
�Entah kenapa handphone dia ditaruh di dashboard. Aku pinjem, mau main game yang ada di hapenya. Dia ngebolehin, tapi entah kenapa aku tiba2 pingin buka inbox smsnya�
Halah. Pasti cowoknya selingkuh, begitu pikirku dalam hati.

�Aku ngeliat sms2 mesra kak. Gak cuman satu tapi beberapa cewek�
Buset. Pikirku. Jagoan banget tuh cowok.
�Aku kurang apa sama dia coba ? bela2in bolos les, bela2in dia, selalu aku temenin, kok dia begitu sama aku ?� dia mulai menangis lagi. �Jijik liat sms2 itu, sayang2an segala macem orang pacaran aja� Aku mengambilkan Amanda tisu lagi karena airmatanya mengalir deras.

�Terus gimana ?� aku memintanya melanjutkan ceritanya.
�Aku marah kak. Tapi dia cuman diem aja ga ngomong apa2. Akhirnya di lampu merah aku keluar dari mobil�
�Kan ujan� jawabku sedikit tidak antusias. Entah mengapa kasus ini sangat klasik pada orang2 yang pacaran. Tapi tampaknya Amanda sangat terpukul oleh kejadian tersebut.
�Biarin aja kak. Aku jalan, ngejauh dari mobil, aku bisa denger sih dia nglakson terus..... tapi setelah jauh dari mobilnya, aku bingung mau kemana. Tapi aku inget kalo tempat tadi deket sama kosan kakak. Makanya aku kesini�

Memang dulu Amanda pernah kesini diantar oleh pacarnya, mengambil partitur lagu.
�Terus ? kok kamu malah kesini ? ga pulang aja ?� tanyaku sambil berusaha meyakinkan dia agar pulang.
�Males nanti ditanyain sama orang tua.... kemana si pacar, kok pulang sendiri. Ribet � jawabnya
�Lah kalo dicariin gimana ?� aku makin bingung
�Aku udah bilang sama orang tua aku... mau tidur di rumah temen� �Tenang aja, mereka percaya kok.....�

Aduh. Entah mengapa menurutku Amanda berlebihan dalam menghadapi masalah ini. Kenapa gak putusin aja cowok itu, cari taksi, pulang, tidur, besok lupa. Tapi dia malah repot2 pergi ke kosanku.
�Terus kamu mau ngapain disini ?� tanyaku dengan malas
�Aku mau nenangin diri dulu kak.....�
Eh. Bukannya lebih enak di rumah ? disitu kan bisa nangis bombay di depan orang tua. Dijamin bakal ditenangin, abis nangis besoknya lega deh. Aku bingung melihat kerapuhannya menghadapi masalah ini.

�yaudah lah terserah� kataku �tapi inget, jangan ribut, jangan keluar kamar, besok pagi saya anterin ke rumah�
�Iya kak� jawabnya...

Jam2 berikutnya diisi dengan obrolan2 yang biasa kami lakukan, soal musik, teknik bermain saksofon. Tak lupa aku menyetel musik keras2 dari laptop dan menyalakan tv agar suara kami tidak terdengar.

Tanpa terasa sudah jam 11 malam
�Aku ngantuk kak....� Kata amanda
�Hmm.... kamu tidur di atas aja, saya biar tidur di karpet� jawabku sekenanya.
�Enggak kak... aku kan tamu. Aku aja yang tidur di karpet� malah enak di gw. Aku pikir. Aku mengiyakannya dan menggelar selimut cadangan di karpet, untuk alas tidur agar agak empuk, dan memberinya selimut tipis serta bantal yang berlebih di ranjang. Aku mematikan lampu, dan juga naik ke ranjang, bersiap untuk tidur.

�Jangan dimimpiin kejadian yang tadi ya..� kataku mengingatkan
�Iya kak....�

Sepi. Aku hanya menatap langit2 sambil memikirkan caranya besok pagi keluar tanpa ketahuan yang jaga kos. Kebetulan aja tadi hujan besar sehingga penjaga kos tidak memperhatikan pintu gerbang. Aku agak kesal dengan sikap Amanda. Sudah malas latihan, dan tidak berpikir panjang. Sebenernya muncul rasa kasihan yang besar dalam diriku. Dia belum dewasa, belum bisa mengambil keputusan dengan matang, dan akibatnya seperti ini. Ada di kos2an guru musiknya, dan tidur di lantai. Yasudahlah. Mungkin Amanda butuh teman malam ini, begitu pikirku.

Entah kenapa aku tidak bisa tidur malam ini, harus kuakui kehadiran Amanda malam ini merusak pikiranku. Bukan jadi buruk, tetapi pikiranku menjadi kotor. Aku pernah melakukan seks, sekali2nya waktu baru kuliah dulu. Pengalaman itulah yang membuatku sedikit membayang2kan bagaimana kalau aku bermain cinta dengan Amanda.

Amanda memang cantik, kulitnya putih dan mukanya manis. Dan fakta2 itulah yang membuat pikiranku menjadi kotor. Coba kalau dia laki2. pasti aku santai2 saja.

Lama aku tidak bisa tidur. Aku sengaja menghadap ke tembok agar tidak melihat Amanda. Tiba2.. Jleg. Aku merasa ranjangku dinaiki orang. Aku kaget, sedikit terkesiap tapi aku berhasil mehanannya. Rupanya Amanda menaiki ranjangku.

�Kak... aku tidur sama kakak ya......� katanya dengan nada merajuk. Damn
Aku tidak bisa menolak karena dia sudah naik ke atas ranjang. �Ehh... ni kalau mau pake selimut. Aku memberikan bagian selimutku pada Amanda. Dia tampak agak malu, dan segera mengambil bagian selimutnya, dan tidur membelakangiku.

Sial. Apa2an ini. Kenapa dia naik ? apa karena kedinginan ? atau keras ? atau kenapa ?
Aku merasakan gerakan di sebelahku.
�Kak... maaf... aku sebenernya masih pengen ngobrol� �gapapa kan ?�
Aku membalik badanku dan mendapati bahwa jarak mukaku dan muka Amanda tidak lebih dari 2 jengkal. Matanya yang memerah menatapku penuh harap.

�Kamu ya... Dengerin. Kenapa sih mesti gini ? kamu sekarang ada di kamar cowok, tidur bareng satu kasur. Ga pantes tau. Apa saya tidur di bawah aja ya� Aku berusaha bangkit.

�Ini yang aku suka dari kakak...� tiba2 Amanda berkata seperti itu.
�Eh........� Aku heran dan mematung sejenak
�Kakak orangnya tegas...� �gak kayak dia.... egois... udha gitu ga pernah bisa tegas dan ga punya pilihan�
�Manda... tapi� Kata2ku terhenti ketika tangannya menyentuh pipiku lembut.

�Aku suka sama kakak� pengakuannya membuatku terhenyak. Apakah benar ? apa Amanda Cuma terbawa perasaan akibat baru mengalami kekecewaan dalam berpacaran ?
Aku mematung. Terdiam. Dalam hati aku mengakui bahwa sosok Amanda yang manis membuatku tertarik. Tetapi selama ini aku selalu me-ignore perasaan itu karena 1, dia sudah punya pacar, dan 2, aku tidak ada waktu untuk perempuan ditengah kesibukan tesis, musik dan ngajar.


�Kak� tangannya terus mengelus pipiku. Aku pun luluh. Tiba2 kami berdua saling memajukan wajah kami masing2. kami menutup mata dan bibir kami pun bersentuhan. Kami berciuman dengan pelan dan lembut. Amanda terus maju ke dalam pelukanku. Aku meraih pinggangnya, dan menggenggam tangan satunya. Telapak kaki kami saling bersentuhan dan saling bertautan.di dalam selimut itu. kami berciuman dengan hangat.

Kami melupakan batas antara guru dan murid. Walaupun umur kami tidak berbeda jauh, hanya enam tahun, namun rasanya ini seperti affair yang aneh antara guru dan murid. Walaupun guru dan muridnya hanya di sekolah musik saja. Kami berciuman sangat lama. Entah kenapa kami berdua tidak berciuman dengan nafsu dan tergesa2.

Tangan kiriku yang menyentuh pinggang Amanda, tiba2 mulai nakal. Tanganku masuk ke dalam t shirt yang dia pakai. Menyentuh kulit halusnya. Amanda tidak berontak. Dia malah terus menciumiku. Amanda pun tidak protes ketika tanganku masuk kedalam celana pendeknya dan memegang pantatnya. Damn. Rupanya dia tidak memakai celana dalam dan BH.

Aku melepaskan ciumanku, dan mulai menciumi telinga dan lehernya.
�Ahh... Kak... � Amanda tampak menikmati perbuatanku. Tanganku terus bermain mencoba membuka celana pendeknya. Amanda tidak berontak, kakinya malah beringsut membantuku melepas celana pendek itu. Pada akhirnya aku melempar celana itu ke lantai. Aku mulai menyentuh pahanya yang sangat mulus. Aku memeluknya erat, menempelkan perutnya di perutku.

�Kak..... � Amanda memanggilku
�Kenapa ?� Aku menghentikan ciumanku di leher
�Kalau mau itu�... pelan2 ya.... aku belum pernah...� jawabnya pelan dengan nada pasrah dan tatapan penuh harap.
Apa. Masih perawan ? aku kaget. Kupikir setidaknya dia pernah tidur dengan pacarnya. Pantas saja dia tidak bisa menyikapi kelakuan pacarnya dengan benar, pengalamannya sangatlah minim. Aku terdiam. Mematung. Tidak dapat berpikir dengan jernih.

�Amanda... kalau kamu gak mau, jangan....� aku mundur
�Gak apa2 kak. Kalau sama kakak aku mau..� Amanda meraih tanganku.
�Kamu belum pernah.... jangan dipaksa kalau gak mau....� aku berusaha berpikir jernih.
Amanda terdiam, tetapi dia malah masuk ke pelukanku kembali.
�Aku mau....� jawabnya pelan
�Aku Cuma minta kakak perlakukan aku dengan lembut�
�Tapi� aku masih bertahan
�Kak.... aku mau kasih ke kakak malem ini� �itu karena aku suka sama kakak� �dari pertama ketemu, tapi kakak tampaknya cuek sama aku.... tapi aku makin suka karena tau kakak orangnya tegas, dewasa, �

�Amanda, itu cuman perasaan pelarian aja...� jawabku
Amanda hanya diam. Tetapi dia menjawab dengan semakin masuk ke dalam pelukanku.
Dia memelukku dengan erat, dan tidak mau melepasku.
�Aku mau ngelakuinnya cuman sama kakak� amanda tetap gigih. Kami berpandangan sangat lama. Hingga akhirnya aku menciumnya kembali. Pertahanan akal sehatku runtuh.

Tanganku terus melingkari pinggangnya yang ramping itu. Amanda perlahan2 bergerak menindih tubuhku. Badannya naik ke atas badanku. Tangannya mencoba membuka t shirt ku tapi tampaknya dia agak canggung melakukannya. Aku melepaskan tanganku dari pinggangnya dan membantunya membuka atasanku. Setelah itu aku berusaha bangkit dan duduk. Amanda memegang bahuku dan mencoba maju menciumku.

Aku menahannya dan memegang kedua tangannya. Aku menatap matanya lekat2. amanda menatapku malu2. Aku sedikit tegang. Malam ini kedua kalinya aku berhubungan seks. Dan ini yang pertama bagi Amanda. Jantungku berdetak hebat. Aku menggenggam ujung t shirt yang dia pakai. Pelan2 kutarik keatas. Amanda menurut dengan mengangkat tangannya.

Amanda sudah telanjang bulat di pangkuanku. Kedua tangannya disilangkan, menutupi buah dadanya yang kecil. Dia sedikit menunduk dan tampak sangat malu. Pasti ini pertama kalinya dia telanjang bulat di depan laki2.

Aku memegang dagunya dan mengangkat wajahnya. Tak berapa lama kucium bibirnya lembut. Aku menggenggam kedua tangannya dan mulai menciumi lehernya, terus sampai ke buah dadanya yang kecil

Aku menciumi putingnya. Kurasakan badannya agak gemetar, entah karena geli atau agak takut. �Uhh..... Kak... geli.....� Amanda mendesah kecil. Aku berbisik kepadanya �Jangan terlalu berisik ya... nanti bisa gawat kalau ketahuan penjaga kos...�

Amanda mengangguk pelan. Aku melanjutkan menciumi buah dadanya. Sempat kulihat Amanda menggigit bibirnya. Menahan agar dia tidak ribut. �Ngggh.... mmmhhh...� Amanda terus mendesah. Aduh, bagaimana nanti ketika kami sampai ke inti permainan ?.

Aku menyuruh amanda untuk turun dari pangkuanku. Aku segera melepaskan celanaku. Amanda nampak agak kaget ketika melihat penisku. Ini pertama kalinya juga dia melihat penis lelaki langsung. Amanda duduk di sampingku. �Amanda, kalau kamu emang ga siap, mendingan gak usah....� Aku menatap wajahnya yang tampak malu bersemu merah,

� Ga apa2 kak.... udah sampe sini....� dia tersenyum kecil walau aku bisa merasakan bahwa dia merasa gugup dan deg2an. Aku memegang lembut tangannya dan mencium keningnya. Lalu aku menariknya pelan agar kembali duduk di pangkuanku. Amanda duduk membelakangiku. Punggungnya sungguh mulus dan bersih. Aku mulai menciumi bahunya, terus sampai keleher. Kupeluk erat pinggangnya dan bisa kurasakan tangan Amanda memeluk erat leherku. Lama kuciumi bagian belakang leher dan punggungnya. Tak tahan lagi, pelan2 kubimbing Amanda untuk berbaring di kasur. Aku memegang lututnya dan kulebarkan pahanya.

Aku menindih badannya. Tangan Amanda menahan bahuku. Aku sejenak mematung memandangi Amanda. Patutkah kurenggut keperawanan perempuan manis ini ? Haruskah dia melakukannya denganku ?

Amanda balik menatapku dan berkata �Kak..... pelan2 ya... aku tau pasti sakit pada awalnya�
�Kalau kamu gak mau, bisa kita hentiin sekarang kok..... � aku menjawabnya.
Amanda menggeleng pelan. �Aku siap kak...........�

Kepala penisku menyentuh bibir vaginanya yang telah basah. Pelan2 kugesekkan kepala penisku di bibir vaginanya. Amanda mengejang2 geli. Aku memperbaiki posisi dengan menggenggam tangannya. Kurasakan pelan, penisku memasuki bibir vaginanya. Sempit sekali. Aku berkonsentrasi penuh memasuki vaginanya.

�Nggggh.......Ahhh..... � Amanda menahan sakit. Bisa kulihat dia menggigit bibirnya dan matanya sedikit berkaca2. �Uhhhh.....� dia menarik napas lega ketika penisku masuk penuh kedalam vaginanya. Aku mulai menggerakkan penisku maju mundur dengan pelan. Amanda tampak menutup matanya, dan meringis seperti menahan sakit. Aku mencabut penisku. Kulihat penisku berlumur darah perawan Amanda.

�Sakit? Kalau kamu ga tahan sakitnya ga usah dilanjutin...� Aku khawatir
�Gapapa kak.....� Amanda tersenyum dengan mata agak berkaca2.
Aku menarik nafas panjang, kuputuskan untuk tidak merubah2 posisi bercinta kami, terlalu dini untuk kami berdua. Ditambah lagi pengalaman kami berdua sangat minim.

Aku kembali memasukkan penisku ke lubang vaginanya. Sudah lebih mudah, walau masih sempit. Kurasakan dinding vaginanya yang hangat mengapit penisku erat.
�Mmmhhhh....kak.. � Amanda mendesah pelan, dia sudah tidak meringis atau menggigit bibir lagi seperti sekarang.

Aku terus memaju mundurkan penisku dengan pelan namun temponya stabil. �Uhhh.....� Amanda tiba2 mencengkram erat bahuku. Seakan ingin mencakarnya. �Mmmmhhh� Kaki Amanda mencengkram erat pinggangku. Aku tahu dia akan orgasme. Terlalu cepat mungkin. Tetapi wajar. Karena ini pengalaman pertama bagi Amanda. Dia belum tahu bagaimana mengatur tempo, merubah posisi, ditambah lagi malam ini semuanya aku yang mengendalikan.

Amanda terus bersuara kecil mengikuti tempo goyanganku. �Nggg... mmmmhh....�
Tiba2 aku menghentikan gerakanku. Aku tak ingin aku bablas keluar di dalam. Kaki amanda kuat mencengkram pinggangku. Malam ini adalah pengalaman pertamanya. Wajar jika dia tampak tegang atau gugup. Aku tak mau jika ketegangannya mengakibatkan kecelakaan yang tidak diinginkan.

�ah.... kenapa kak ?� tanyanya polos dengan nafas tidak teratur
�Enggak... tadi kamu ngejepit pingganggku terlalu keras... aku takut kalau nanti aku keluar di dalem...� jawabku.
�oh.... �amanda
�kamu santai ya sayang....� aku mengelus rambutnya lembut dan dia hanya mengangguk pelan.

Pelan2 aku mengisyaratkan agar Amanda tidur tengkurap. Dari belakang aku memposisikan kepala penisku tepat di lubang vaginanya. Pelan2 aku masukkan kembali. �hmmhhh... aaahhhh...� Amanda kembali mendesah ketika kumasukkan penisku. Aku memeluk pinggangnya dan membimbingnya naik. Kami bercinta dalam posisi doggy style. Tangan Amanda bertumpu pada kasur. Aku menggerakkan penisku maju mundur sembari memegang erat pinggangnya. �Uuuuuh.... Ahhh..... � Amanda tidak bisa menahan lagi suaranya. Entah karena kesakitan atau keenakan. Tapi kalaupun kesakitan, dia tidak berontak. Amanda terus mengerang. Entah berapa lama kami melakukannya. �Kak.... aku... ahhh�

Aku tau Amanda akan segera orgasme. Tapi aku tidak mencebut penisku. Aku malah makin bernafsu menggerakkannya. Tumpuan tangannya semakin lemas. Aku secara refleks malah menarik tangannya kebelakang agar posisi tubuhnya tetap stabil. Aku merasakan tubuhnya menegang dan vaginanya menjepit erat penisku. �Aaaaah..... aaaahh..... nggghh....� Amanda mengerang tanpa mempedulikan keadaan kamar kosku yang mungkin saja suara malam itu bisa bocor ke kamar sebelah. �Ngggghh... aaaaaaaaaah�. Tak berapa lama aku langsung mencabut penisku dan spermaku lalu muncrat berantakan di luar vaginanya. Amanda langsung dengan lunglai menjatuhkan diri ke kasur. Aku pun merebahkan diri di sebelahnya. Kami berpandangan dengan cukup lama dan berpelukan sampai kami tertidur.

Kini, kami bukan murid dan guru lagi. Tapi lebih dari sekedar itu. Kami sering menghabiskan waktu bersama di luar les, karena kami sekarang menjadi sepasang kekasih. Kejadian malam itu, tidak pernah terulang lagi sampai sekarang. Dan kami tidak pernah mengungkitnya lagi. Biarkan malam itu ada untuk dikenang saja dalam hati kami masing2.

TAMAT
�Kenapa lagi sih kamu ? � tanyaku dengan nada sinis kepada Amanda.

AMANDA, Cewek IMUT

Siap2, Ceritanya Panjang.....

Namaku Andra, sebut saja Andra **** (edited). Aku kuliah di sebuah PTS di Bandung sebuah kota metropolis yang gemerlap, yang identik dengan kehidupan malamnya. Di tengah kuliahku yang padat dan sibuk, aku mempunyai suatu pengalaman yang tak akan kulupakan pada waktu aku masih semester satu dan masih berdampak sampai sekarang. Latar belakangku adalah dari keluarga baik-baik, kami tinggal di sebuah perumahan di kawasan ****** (edited) di Bandung. Sebagai mahasiswa baru aku termasuk aktif mengikuti kegiatan kemahasiswaan, kebetulan aku menyukai kegiatan outdoor ataupun alam bebas. Aku memang mewarisi bakat ayahku yang merupakan seorang pemburu yang handal, hal inilah yang membuat darah petualangku menggelora.

Memasuki pertengahan semester aku mulai kenal dan akrab dengan seorang cewek, sebut saja namanya Ema. Aku tertarik padanya karena ia orangnya juga menyukai kegiatan alam bebas, berburu misalnya. Awalnya sih aku agak heran juga kenapa cewek cantik seperti dia suka �mengokang� senapan yang notabene berat dan kemudian menguliti binatang hasil buruannya dengan beringas. Hemmm� kegaranganya bak macan betina inilah yang aku sukai, aku suka melihat buah dadanya yang menantang dibalut baju pemburu yang ketat dan kebiasaannya menggigit bibir bawahnya ketika mengokang senapan. Bibir merah yang seksi itu sering mengundang gairahku. Karena ada kecocokan, kami akhirnya jadian juga dan resmi pacaran tepatnya pada waktu akhir semester pertama. Kami berdua termasuk pasangan yang serasi, apa mau dikata lagi tubuhku yang tinggi tegap dapat mengimbangi parasnya yang langsing dan padat. Pacaran kami pada awalnya normal-normal saja, yahhh.. sebatas ciuman saja biasa kan? Dan aku melihat bahwa Ema itu orangnya blak-blakan kok.

Semuanya berubah setelah pengalamanku di sebuah panti pijat. Hari itu Minggu 12 April 1999 aku masih ingat betul hari itu, aku dan ayahku berburu di sebuah gunung di daerah Jatiluhur tentu saja setelah berburu seharian badan terasa capai dan lemah. Malamnya aku memutuskan untuk mencari sebuah panti pijat di Bandung, dengan mengendarai Land Rover-ku aku mulai menyusuri kota Bandung. Dan akhirnya tempat itu kutemukan juga, aku masuk dan langsung menemui seorang gadis di meja depan dan aku dipersilakan duduk dulu. Tak lama kemudian muncullah seorang gadis yang berpakaian layaknya baby sitter dengan warna putih ketat dan rok setinggi lutut. Wuahh� cantik juga dia, dan pasti juga merangsang libidoku. Dengan ramah ia mempersilakan aku masuk ke ruang pijat, ruangan selebar 4�4 dengan satu ranjang dan sebuah kipas angin menggantung di atasnya. �Bajunya dibuka dulu ya Bang�� katanya dengan tersenyum manis, �OK lahh..� sambutku dengan semangat. �Tapi kipasnya jangan dinyalain yah, dingin nih..� dia pun mengangguk tanda paham akan keinginanku. Kubuka sweaterku dan aku pun berbaring, aku memang sengaja tidak memakai t-shirt malam itu. �Celananya sekalian dong Bang,� katanya. �Emmm.. Lo yang bukain deh, males nih..� dia pun tersenyum dan agaknya memahami juga hasratku. �Ahh.. kamu manja deh,� katanya, dengan cekatan tangannya yang mulus dan lentik itu pun mencopot sabuk di pinggangku kemudian melucuti celanaku. Wah dia kelihatannya agak nafsu juga melihat tubuhku ketika hanya ber-CD, terlihat �adik�-ku manis tersembul dengan gagahnya di dalam sarangnya.

�Eh.. ini dicopot sekalian ya? biar enak nanti mijitnya!�
�Wahhh� itu nanti aja deh, nanti malah berdiri lagi,� kataku setengah bercanda.
Lagi-lagi ia menyunggingkan senyum manisnya yang menawan. Kemudian aku tengkurap, ia mulai memijitku dari punggung atas ke bawah.
�Wah.. pijitanmu enak ya?� pujiku.
�Nanti kamu akan merasakan yang lebih enak lagi,� jawabnya.
�Oooh jadi servis plus nih?� tanyaku.
�Mmm� buatmu aku senang melakukannya,� pijatannya semakin ke bawah dan sekarang tangannya sedang menari di pinggangku, wah geli juga nih, dan kemaluanku pun mulai �bereaksi kimia�.
�Eh.. balikkan badan dong!� pintanya.
�Ok.. ok..�
Aku langsung saja berbaring. Tentu saja batanganku yang ereksi berat terlihat semakin menggunung.
�Wahh.. belum-belum saja sudah ngaceng yaa..� godanya sambil tangannya memegang kemaluanku dengan jarinya seakan mengukur besarnya.
�Habisnya kamu merangsang sihh..� kataku.
�Nah kalo begitu sekarang waktunya dicopot yah? biar enak itu punyamu, kan sakit kalau begitu,� pintanya.
�OK, copot aja sendiri,� aku memang udah nggak tahan lagi, abis udah ereksi penuh sih.

Dengan bersemangat gadis itu memelorotkan CD-ku, tentu saja kemaluanku yang sudah berdiri tegak dan keras mengacung tepat di mukanya.
�Ck.. ck.. ckk.. besar amat punyamu, berapa kali ini kamu latih tiap hari,� katanya sembari tertawa.
�Ah� emangnya aku suka �lojon� apa�� jawabku.
Ia menyentuh kepala kemaluanku dengan penuh nafsu, dan mengelusnya. Tentu saja aku kaget dan keenakan, habis baru pertama kali sih.
�Ahhh.. mau kau apakan adikku?� tanyaku.
�Tenanglah belum waktunya,� ia mengelusnya dengan lembut dan merabai juga kantong zakarku.
�Wah.. hh.. jangan berhenti dulu, aku mau keluar nih,� sergahku.
�Haha.. baru digitukan aja udah mau keluar, payah kamu,� ledeknya.
�Entar lagi lah, pijitin dulu badanku,� kataku.
�OK lah��
Ia mulai mengambil minyak pijat dan memijat tangan dan dadaku. Wahhh ia naik dan duduk di perutku. Sialan! belahan dadanya yang putih mulus pun kelihatan, aku pun terbelalak memandangnya.
�Sialan! montok bener tetekmu,� dan tanganku pun mulai gerilya meraba dan memeganginya, ia pun mengerjap, pijatannya pun otomatis terhenti.


Setelah agak lama aku merabai gunungnya ia pun turun dari perutku, ia perlahan membuka kancing bajunya sampai turun ke bawah, sambil menatapku dengan penuh nafsu. Ia sengaja mempermainkan perasaanku dengan agak perlahan membuka bajunya.
�Cepatlahh.. ke sini, kasihan nih adikku udah menunggu lama�� aku sambil mengocok sendiri kemaluanku, habis nggak tahan sih.
�Eits� jangan!� ia memegang tanganku.
�Ini bagianku,� katanya sambil menuding adikku yang seakan mau meledak.
Tak lama ia kemudian mengambil minyak pijat dan mengoleskan ke kemaluanku.
�Ehmm� ahhh�� aku pun menggelinjang, namun ia tak peduli, malah tangannya semakin cekatan memainkan kemaluanku.
�Augghh� aku nggak tahan nihhh��
Kemudian ia mulai menghisapnya seraya tangannya mengelus buah zakarku.
�Aduhhh� arghh.. aku mau keluar nihhh!�
Kemudian kemaluanku berdenyut dengan keras dan akhirnya �Croottt�� maniku memancar dengan derasnya, ia terus mengocoknya seakan maniku seakan dihabiskan oleh kocokannya.
�Aahhh�� aku melenguh panjang, badanku semua mengejang. Ia kelihatanya suka cairanku, ia menjilatinya sampai bersih, aku pun lemas.
�Gimana� enak kan? tapi kamu payah deh baru digituin dikit aja udah �KO�,� godanya.
�Habbiss kamu gitukan sih, siapa tahannn��
Ia memakluminya dan agaknya tahu kalau aku baru pertama kalinya.
�Tuh kan lemes, punyamu mengkerut lagi,� sambil ia memainkan kemaluanku yang sudah nggak berdaya lagi.
�Entar ya, nanti kukerasin lagi,� katanya.
�Hufff� OK lah,� kataku pasrah.

Dengan masih menggunakan bra dan CD ia mulai memijatku lagi. Kali ini ia memijat pahaku dan terkadang ia menjilati kemaluanku yang sudah lemas.
�Ihhh� lucu ya kalau sudah lemes, kecil!� ia mengejekku.
Aku yang merasa di-�KO�-nya diam saja. Sembari ia memijat pahaku, dadanya yang montok kadang juga menggesek kakiku, wahhh kenyal sekali!
�Kenapa liat-liat, napsu ya ama punyaku?� katanya.
�Wahhh, bisa-bisa adikku terusik lagi nih,� jawabku.
Aku sambil mengelus dan mengocok sendiri kemaluanku sembari melihat geliat gadis itu memijatku.
�Wah dasar tukang coli kamu�� serangnya.
�Biar aja, akan kubuktikan kalo aku mampu bangkit lagi dan meng-�KO� kamu,� kataku dengan semangat.
Benar juga kemaluanku yang tadinya tidur dan lemas lambat laun mulai naik dan mengeras.
�Tuh.. berdiri lagi,� katanya girang.
�Pasti!� kataku.

Aku tidak melewatkan kesempatan itu, segera kuraih tangannya dan aku segera menindihnya.
�Uhhh.. pelan dikit doong!� katanya.
�Biar aja, habis kamu napsuin sih�� kataku.
Dengan cepat aku melucuti BH dan CD-nya. Sekarang kelihatan semua gunung kembarnya yang padat berisi dengan puting merahnya serta lubang kemaluannya yang bagus dan merah. Langsung saja kujilati puncak gunungnya dengan penuh nafsu, �Emmm.. nikmat, ayo terusin..� desahnya membuatku berdebar. Kulihat tangannya mulai merabai kemaluannya sendiri sehingga kelihatan basah sekarang. Tandanya ia mulai bernafsu berat, aku pun mengambil alih tangannya dan segera menjulurkan lidahku dan kumainkan di lubang kemaluannya yang lezat. Ia semakin menjadi, desahannya semakin keras dan geliat tubuhnya bagaikan cacing, �Ahhh� uhhh ayo lah puaskan aku�� ia pun mulai menggapai batang kemaluanku yang sudah keras, �Ayolah masukkan!� tanpa basa-basi aku pun menancapkan barangku ke lubang kemaluannya.
�Slep.. slepp!�
�Arghh� ihhh� ssshhh,� ia agak kaget rupanya menerima hujaman pusakaku yang besar itu.
�Uahhh.. ennakkk�� katanya.

Mulutnya megap-megap kelihatan seperti ikan yang kekurangan air, aku pun semakin semangat memompanya. Tapi apa yang terjadi karena terlalu bernafsunya aku tidak bisa mengontrol maniku. �Heggh� hegghh� ahhh, ehmm� aku mau keluar lagi nihh!� kataku.
�Sshhh� ahhh ah� payah lo, gue tanggung ni� entar donk!�
�Aku sudah tidak tahan lagii��
Tak lama kemudian batang kemaluanku berdenyut kencang.
�Aaaku keluarrr�� erangku.
�Ehhh� cepat cabut!� sergapnya.
Aku pun mencabut batang kemaluanku dan ia pun segera menghisapnya.
�Ahhh� shhh�!�
�Crot� crottt� crottt� memancar dengan derasnya maniku memenuhi mulutnya dan berceceran juga di gunung kembarnya yang masih tegang.
�Ugghh�� aku pun langsung tumbang lemas.
�Aduh� gimana sih, aku nanggung nihh� loyo kamu.�
Aku sudah tidak bisa berkata lagi, dengan agak sewot ia berdiri.
�Ahhh� kamu menghabiskan cairanku yaaa.. lemes nihh,� kataku.
�Udah lahh.. aku pergi,� katanya sewot.
�Ya udah sana� thanks ya Sayang�� ia pun berlalu sambil tersenyum.

Pengalaman malam itu seakan telah merubah pandanganku tentang cewek. Aku berpikir semua cewek adalah penyuka seks dan penyuka akan kemaluan lelaki. Atas dasar itulah kejadian ini terjadi. Siang itu aku bertemu sama pacarku.
�Ehhh.. abis ngapain kamu Ndra? kok kelihatanya lemes amat? sakit yah�� tanyanya.
�Ah nggak kok, kemaren abis berburu sama ayahku,� jawabku singkat.
�Ohh.. gitu ya,� ia kelihatannya mulai paham.
Memang siang itu mukaku kelihatan kusut, sayu dan acak-acakan. Pokoknya kelihatan sekali deh kalau orang habis ML jor-joran, tapi kelihatannya �Yayang�-ku tidak curiga.
�Eh besok hari Rabu kan kita nggak kuliah,� katanya.
�Iya memang enggak..� jawabku.
�Kita berenang yuk?� ajaknya.
�Emm� OK jadi!� jawabku mantap.
Yayangku memang hobi berenang sih, jadi ya OK saja deh. Karena hari itu sudah sore, waktu menunjukkan pukul 04:55, aku segera menggandeng tangan Ema, �Ayo lah kita pulang, yok kuantar..� dia pun menurut sambil memeluk tanganku di dadanya.

Malamnya aku tidak bisa tidur, gadis pemijat itu pun masih berputar di otakku dan tidak mau pergi. Bayangan-bayangan gerakan tangannya yang luwes serta hisapan kenikmatan yang kurasakan waktu itu tidak bisa dilupakan begitu saja dari benakku, �Sialan! bikin konak aja luh�� gerutuku. Aku pun hanya gelisah dan tidak bisa tidur, karena kemaluanku tegang terus. Aku pun berusaha melupakannya dengan memeluk guling dan berusaha untuk tidur, tetapi hangat liang kemaluannya mencengkeram kuat pusakaku masih saja menghantui pikiranku. �Ahhhh�aku nggak tahan nih�� segera kucopot celana dan CD-ku, kuambil baby oil di meja, aku pun onani ria dengan nikmatnya, �ahhh�� kugerakkan tanganku seolah menirukan gerakan tangan gadis itu sambil membayangkan adegan demi adegan kemarin malam itu. �Huff�� nafasku semakin memburu, gerakan tanganku semakin cepat dibuatnya. Kurang lebih 5 menit kemudian �Crott!� tumpahlah cairan maniku membasahi perut dan sprei sekitarku. Aku pun langsung tidur, �Zzz..�

Paginya pukul 07:00 kakak perempuanku masuk ke kamar untuk membangunkanku. Karena kamarku tidak dikunci, betapa terbelalaknya dia ketika melihat aku tanpa celana tidur terlentang dan melihat batanganku sudah berdiri dan di perutku terdapat bekas mani yang mengering.
�Andraaa� apa-apaan kau ini ha!� hardiknya, aku terkejut dan langsung mengambil selimut untuk menutupi batangan kerasku yang menjulang.
�Eh � Kakak.. emm�� kataku gugup.
�Kamu ngapain ha�? sudah besar nggak tau malu huh..!�
Au cuek saja, malah aku langsung melepas selimut dan meraih celanaku sehingga kemaluanku yang tegang tampak lagi oleh kakakku.
�Iiihhh� nggak tau malu, barang gituan dipamerin,� ia bergidik.
�Biar aja� yang penting nikmat,� jawabku enteng, kakak perempuanku yang satu ini memang blak-blakan juga sih. Ia menatapnya dengan santai, kemudian matanya tertuju pada baby oil yang tergeletak di kasurku.
�Sialan� kamu memakai baby oil-ku yah? Dasarrr!�
Ia ngomel-ngomel dan berlalu, aku pun hanya tertawa cekikikan. �Brak!� terdengar suara pintu dibanting olehnya, �Dasar perempuan! nggak boleh liat cowok seneng,� gerutuku.
Aku pun dengan santainya keluar kamar dan sarapan sebelum mandi, kulihat kakak perempuanku sedang lihat TV.
�Eh� Kak minta sampoonya dan sabunnya dong!� pintaku.
�Ogah ah� entar kamu buat macam-macam, pokoknya nggak mau,� jawabnya ketus.
�Huhh.. weee!� aku mencibir.

Aku langsung saja mandi dan sarapan. Sekitar pukul 08:00 kustater Land Rover kesayanganku dan langsung kupacu ke tempat Ema, mungkin ia sudah menungguku. Benar juga sampai di depan pagar rumahnya ia sudah menungguku di depan teras rumahnya.
�Haii� kok agak terlambat sih Say?� tanyanya.
�Eh� sori nih trouble dengan kakak perempuan,� dalihku.
�OK lah, mari kita berangkat!�
Kami pun langsung tancap menuju tempat tujuan kami yaitu kolam renang di kawasan Cipanas. Yah, maklum saja itu hari Rabu maka perjalanan kami lancar karena tidak terjebak macet. Kurang lebih 2 jam perjalanan santai kami sampai di tempat tersebut.

�Eh.. yang sini sajalah, tempatnya enak loh,� pintanya.
�Baiklah Sayaang�� kataku.
Kami berdua langsung saja masuk.
�Yang, aku ganti dulu yah� kamu ikut nggak?� ajaknya.
�Yuk, sekalian saja aku juga mau ganti.�
Di kolam renang itu paling hanya terdapat segelintir orang yang sedang berenang, karena tempat itu ramai biasanya pada hari Minggu.
�Emmm� kita ganti baju bersama saja yah? biar asyikk..� katanya.
Aku spontan menganggukkan kepalaku. Di dalam ruang ganti kami pun segera meletakkan tas kami dan segera melepas baju, Yayangku ganti baju terlebih dahulu. Ia mencopot dulu kaosnya, Ema memang penyuka kaos ketat dan celana jins, melihatnya melepas kaosnya aku pun hanya terpaku tak berkedip.
�Kenapa Sayang� ayolah lepas bajumu,� katanya sambil tersenyum.
�Habbis� aku suka memandangmu waktu begitu sih,� dan dia hanya tertawa kecil.

Aku pun segera mencopot t-shirtku dan celana panjangku dan cuma CD yang kutinggalkan. Tanpa ragu-ragu aku pun memelorotkan CD-ku di depan pacarku karena ingin ganti dengan celana renang, �Wahhh� Yayang ni..� katanya sedikit terkejut. Rupanya ia agak kaget juga melihat batang kemaluanku yang setengah ereksi.
�Kok tegang sih Say?� selidiknya manja.
�Habis kamu montok sih..� jawabku seraya memakai celana renang yang super ketat.
�Wahhh� hemmm,� goda pacarku ketika melihat kemaluanku tampak menyembul besar di balik celana renang itu, dia itu memang asyik orangnya.
�Nahh� aku sudah beres,� kataku setelah memakai celana itu.
�Eh.. bantu aku dong!� dia tampaknya kesulitan melepas branya.
�Sini aku lepasin�� kataku.
Kemudian kulepaskan branya. Astaga, sepasang daging montok dan putih terlihat jelas, hemmm spontan saja batang kemaluanku tegang dibuatnya.
�Ah� sayang, dadamu indah sekali,� kataku sambil berbisik di belakang telinganya.
Langsung saja ia kupeluk dari belakang dan kuciumi telinganya.
�Eeh.. kamu ingin ML di sini yah?� jawabnya sambil memegang tengkukku.

Aku tidak menjawab. Tanganku langsung bergerilya di kedua gunung kembarnya, kuremas-remas dengan mesra dan kupelintir lembut putingnya yang masih merah segar, �Ah� Sayang!� desahnya pendek, batang kemaluanku yang sudah tegak kugesek-gesekkan di pantatnya, wahhh.. nikmat sekali, dia masih memakai celana sih.
�Aduh� keras sekali, Yayang ngaceng yah�� godanya.
�Dah tau nanya.. hhh,� kataku terengah.
Buah dadanya semakin keras saja, rupanya ia mulai terangsang dengan remasanku dan ciumanku di telinganya.
�Ehhhmm� uhhh,� lenguhnya sambil memejamkan mata.
Melihat gelagat tersebut aku menurunkan tanganku ke ritsleting celananya, kulepas kancingnya dan kupelorotkan ritsletingnya, ia agaknya masih agak ragu juga, terbukti dengan memegang tanganku berupaya menahan gerakan tanganku yang semakin nakal di daerah selangkanganya. Tetapi dengan ciumanku yang membabi buta di daerah tengkuknya dan remasanku yang semakin mesra, akhirnya tanganku dilepasnya, kelihatannya ia sudah terangsang berat. Tanpa basa-basi tanganku langsung menelusup ke CD-nya. Wahh� terasa bulu-bulu halus menumbuhi sekitar liang kemaluannya. Kuraba klitorisnya, �Aghhh� oouhh.. sayang kamu nakal deh,� dengusnya sambil mengerjap. Ia langsung membalikkan tubuhnya, memelukku erat dan meraih bibirku, �Cupppp�� wah ia lihai juga melakukan French Kiss. Dengan penuh nafsu ia melahap bibirku. Cewekku yang satu ini memang binal seperti singa betina kalau sudah terangsang berat.

Agak lama kami ber-French Kiss ria, perlahan ia mulai menurunkan kepalanya dan ganti memangsa leherku, �Aahhh� geli sayang,� kataku. Rupanya debar jantungku yang menggelegar tak dirasakan olehnya. ia langsung mendorongku ke tembok, dan ia pun menciumi dadaku yang bidang dan berbulu tipis itu. �Wah� dadamu seksi yah�� katanya bernafsu. Menjulurlah lidahnya menjilati dadaku �Slurrppp�� jilatan yang cepat dan teratur tersebut tak kuasa menahan adikku kecil yang agak menyembul keluar di balik celana renangku. Jilatannya semakin lama semakin turun dan akhirnya sampai ke pusarku. Tangan pacarku kemudian merabai batang kemaluanku yang sudah keras sekali. Aku pun sangat bernafsu sekali karena mengingatkanku pada gadis panti pijat yang merabai lembut kemaluanku. �Ahhh.. Sayang�� desahku tertahan. Dengan cekatan ia memelorotkan celana renangku yang baru saja kupakai, alhasil batanganku yang keras dan panjang pun mendongak gagah di depan mukanya.
�Ihh� gila punyamu Sayang�� katanya.
�Ema� hisap dong Sayang!� pintaku.
Ia agak ragu melakukan itu, maklum ia masih virgin sih. Ia belum menuruti permintaanku, ia hanya mengocok pelan namun gerakan kocokannya pun masih kaku, sangat berbeda dengan gadis pemijat tempo hari.
�Ssshhh� uahhh�� aku pun mendesah panjang menahan kenikmatanku.
�Sss� sayang hisap dong!�
Aku pun menarik kepalanya dan mendekatkan bibirnya yang mungil ke kepala kemaluanku, sekali lagi ia agak ragu membuka mulut.
�Aah� nggak mau Say, mana muat di mulutku�� jawabnya ragu.
�Egh� tenang saja sayang, pelan-pelan lah,�

Dia agaknya memahami gejolakku yang tak tertahan. Akhirnya ia memegang batanganku dan menjulurkan lidahnya yang mungil menjilati kepala kemaluanku.
�Slurpp� slurpp�� sejuk rasanya.
�Mmhhh� ahh, nah begitu Sayang� ayo teruss� ahh ssshh, buka mulutmu sayang.�
Ia masih saja menjilati kepala dan leher kemaluanku yang mengacung menantang langit, lama-lama ia pandai juga menyenangkan lelaki, jilatannya semakin berani dan menjalar ke kantong semarku. �Ih� bau nih sayang.. tadi nggak mandi ya?� katanya menggoda ketika menjilati buah zakarku yang ditumbuhi bulu-bulu halus, aku memang merawat khusus adikku yang satu ini. �Ihh.. nggak lah sayang, kan yang penting nikmat,� kataku tertahan. Mulut mungil Ema perlahan membuka, aku pun membimbing batang kemluanku masuk ke mulutnya. �Mmhh.. eghh�� terdengar suara itu dari mulut Ema ketika batangku masuk, tampaknya ia menikmatinya. Ia pun mulai menghisapnya dengan bernafsu.
�Slerpp.. cep..�
�Ahhh� mmmm.. oohhh�� desahku penuh kenikmatan.
�Mmmhh� sayang, nikmatttt sekali�� gumamku tidak jelas.
Setelah agak lama, aku pun menarik kemaluanku dari mulut Ema. Segera kubopong tubuhnya ke bangku panjang di dalam ruang ganti. Kurebahkan badannya yang lencir dan montok di sana, dengan keadaan pusakaku yang masih mengacung, kupelorotkan celana jins Ema dengan penuh nafsu, �Syuutt�� dan tak lupa CD-nya. Ia pun tampaknya pasrah dan menikmatinya karena tangannya merabai sendiri puting susunya.

Kemudian tampaklah lubang kemaluannya yang merah dan basah, aku pun segera mendekatkan kepalaku dan� �Slurp,� lidahku kujulurkan ke klitorisnya.
�Hemmm� slurp��
�Aachhh� uhhh!� desahnya panjang menahan kenikmatan yang dirasakan tarian lidahku di kemaluannya yang sangat lincah, makanya Ema mati keenakan dibuatnya.
�Sssh� sshhss�� desisnya bagaikan ular kobra.
�Andraaa� aku nggak tahan lagiii�� ia menggeliat tak karuan.
�Akuuu� nyampai nihhh��
Jilatanku semakin kupercepat dan kutambah ciuman mesra ke bibir kemaluannya yang harum, �Cup� cupp,� kelihatannya ia hampir mencapai puncak karena kemaluannya memerah dan banjir.
�Sshh� aahh� oohhh Yaangg� aku keluarrr�� erangnya menahan kenikmatan yang luar biasa.
Benar juga cairan kemaluannya membanjir menebar bau yang khas. Hemm enak, aku masih saja menjilatinya dengan penuh nafsu.
�Aduhhh� hhh� Sayang, aku udah nihh�� katanya lemas.
�Ma, aku masih konak nih�� kataku meminta.
Langsung saja tanganku ditariknya dan mendudukkanku di atas perutnya, batang kemaluanku yang masih tegang menantang belum mendapat jatahnya. Langsung saja Ema mengambil lotion �Tabir Surya� dan mengolesinya ke batang kemaluanku dan ke dadanya yang montok, dan ia segera mengapitkan kedua gunung geulis-nya agar merapat. Ia mengambil lagi lotion itu, dan mengusapkan ke kemaluanku, �Ahhhh�� aku pun hanya merem-melek. Kemudian ia menarik batang kemaluanku di antara jepitan gunung kembarnya. Wahh� nikmat juga rasanya, aku pun memaju-mundurkan pantatku layaknya orang yang sedang bersetubuh.

�Bagaimana rasanya sayang�� tanyanya manja dan memandangku sinis.
�Aahhh� mmmm� ssss nikmat sayang�� ia pun tertawa kecil.
Ia merapatkan lagi gunungnya sehingga rasanya semakin nikmat saja.
�Uuahhh� nikkmattt sayangg�!� erangku.
Ia hanya tersenyum melihat mukaku yang merah dan terengah menahan nikmat.
�Rasain� habis kamu nakal sih�� katanya.
�Tapi lebih� nikmat memekmu sayang.�
�Hush�� katanya.
Gerakanku semakin cepat, aku ingin segera mencapai puncak yang nikmat.
�Uuhhh� uhhh� mmm� arghh�� erangku tertahan.
Tak lama aku merasa hampir keluar.
�Sayy� aku hampir nyampe nihh�� desahku.
�Keluarin aja Ndra� pasti nikmatt��
Tak lama batang kemaluanku berdenyut dan�
�Crottt� crutt��
�Uuahhh� hemmm� ssshh!� nikmat sekali rasanya.
Spermaku memancar dengan deras dan banyak.
�Ooohh�� gumamku.
Spermaku memancar membasahi leher Ema yang jenjang dan mengena juga janggut dan bibirnya.
�Ihhh� baunya aneh ya..�

Ia mencoba membersihkan cairan kental itu dengan tangannya, aku pun turun dari atas tubuhnya. �Aahhh� nikmat Sayang�� tapi dalam hatiku aku belum puas jika belum menjebol liang kemaluan Ema. Ema pun segera membersihkan maniku yang belepotan.
�Iihhh� kok kayak gini sih?� tanyanya penuh selidik.
�Itu namanya cairan kenikmatan sayang�� jawabku enteng.
�Ooo�� katanya pura-pura tahu.
�Habis bercinta enaknya berenang yuk?� ajaknya.
�OK,� kataku.
Ema pun segera berpakaian renang dan aku juga. Setelah siap kami pun keluar kamar, wah ternyata di luar sepi sudah tidak ada orang lagi, padahal masih menunjukkan pukul 2:00 siang. Ternyata lama juga kami bercinta. �Byurrr�� kami berdua pun mencebur dan berenang, aku yang sudah terkuras kejantanannya semenjak kemarin malam segera ketepi dan hanya melihat Ema berenang. Gerakan renangnya yang bagai ikan duyung, dibalut baju renangnya yang seksi serta kulitnya yang putih mulus, membangkitkan lagi gairahku. Terbesit di pikiranku untuk bercinta di kolam renang, kebetulan tidak ada orang dan petugas jaganya jauh.
�Ema sini sayang�!� panggilku.
�OK� ada apa Ndra?�
Ia berenang mendekat ke arahku, aku pun masuk ke air, aku langsung memeluknya dan mencium bibirnya dengan ganas.
�Kamu membuatku nggak tahan sayang�� kataku.

Untung saja kolam renangnya tidak dalam sehingga bisa enak kami bercinta. �Ughhh�� desahnya agak terkejut, ia pun membalas ciumanku. Aku tidak melucuti pakaian renangnya, aku cuma menyibakkan sedikit cawat bawahnya sehingga liang kemaluannya kelihatan. Uhhh, kelihatan menggairahkan sekali kemaluannya di dalam air yang jernih itu. Dengan ganas aku menciumi bibirnya yang basah serta meremas lembut dadanya yang terbalut baju renang yang tipis itu. Ema kelihatan sangat cantik dan segar dengan badan dan rambut yang basah terurai.
�Ahhh� sayang� nanti kelihatan orang,� katanya khawatir.
�Tenang Sayang� tak ada yang melihat kita begini�� kataku.
�Baiklah� Ndra kubuat kamu �KO� di kolam,� tantangnya.
Ia langsung memelorotkan celana renangku, batang kemaluanku yang sudah tegang pun menyembul dan kelihatan asyik di dalam air. Ema mengocok kemaluanku di dalam air. �Mmm�� geli dan sejuk rasanya. Tanpa menunggu lama lagi aku ingin memasukkan batang kemaluanku ke lubang kemaluannya.
�Ema� kumasukin yah?�
Ema pun tanpa ragu menganggukkan kepala tanda setuju.
�Baik Sayang��
Kudekap erat tubuhnya agar dekat, ternyata Ema sudah membimbing batang kemaluanku masuk ke lubang kemaluannya.
�Argghh�� ia menyeringai ketika kepala kemaluanku menyentuh bibir kemaluannya.
Aku pun segera mengangkat Ema ke pinggir kolam dan kubaringkan dia, kutekuk lututnya sehingga lubang kemaluannya kelihatan menganga.
�Siap Sayang��
Aku mulai memasukkan sedikit.
�Uhhhh�� padahal baru kepalanya saja yang masuk.
�Aahhh.. Sayang, punyamu terlalu besarr��
Aku pun segera menekan lagi dan akhirnya �Blesss�� seluruhnya bisa masuk.
�Uhhh� ahhh� mmmhhh,� erangnya menahan gesekanku.
�Sshhh� ssss, enak kan Sayyy�� kataku terengah.
�Huuff� uhhh� ayoo terus Ssayy� ennnakk��

Terdengar bunyi yang tak asing lagi, �Crep.. crepp� sslepp�� asyik kedengarannya, aku semakin giat memompanya. Kemudian aku ingin ganti posisi, aku suruh Ema menungging.
�Ayolah Sayang� puaskan aku��
Ia pun menungging dengan seksinya, terlihat lubang kemaluannya merekah, menarik untuk ditusuk. �Sleppp�� batang kemaluanku kumasukkan.
�Ahhh.. ssss� ahhh�� desahnya penuh kenikmatan.
Nafasnya semakin memburu.
�Huff� ehhh� mmm�� aku terengah.
Kupercepat gerakanku, �Slep� slep.. slep.. slep��
�Ahhh� Ssayangg� bentar lagi aku nyampe nihh�� kataku terburu.
�Aakuu� jugaa��
Himpitan liang kemaluan Ema yang kencang dan basah membuat maniku tak kuasa lagi untuk keluar, dan akhirnya Ema pun mencapai puncaknya.
�Ooohhh� akuu lagi Sayanggg��
Cairan kemaluannya pun membanjir, hal ini semakin membuatku juga tidak tahan.
�Aaahhh� aku juga Sayangg!� erangku penuh kenikmatan.
�Cepat cabut� keluarin di luarr�!� sergahnya.
Dengan cepat segera kucabut kemaluanku, Ema pun tanggap ia pun memegangnya dan mengocoknya dengan cepat.
�Aauuhhh! nikmattt!�
�Crut�� spermaku pun keluar.
�Eerghhh� ahh�� tapi sedikit, maklum terforsir.
�Aahh� kok sedikit Sayanggg�� katanya meledek.
�Eemmhh� ah� habis nih cairanku��
Aku pun lemah tak berdaya dan ia pun berbaring di pangkuanku. Aku mengelus rambutnya yang basah, kukecup keningnya, �Cup! I love you Sayang��

Sejak itulah kami sering melakukannya, baik di mobil maupun pada di sebuah gubuk di hutan kala kami berburu bersama. Dalam hatiku aku berkata, gadis pemijatlah yang membuatku jadi begini, membuatku menjadi begini, membuatku menjadi �bercinta�. Yah�!

TAMAT

Pesona Gadis Pemijat